Transfer 21 [God Slayer and Liber)

6.5K 435 32
                                    

God Slayer. Liber. Keduanya tak terlalu berbeda jika dibandingkan.

Mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membunuh eksistensi yang mungkin dianggap hanyalah sebuah mitos yaitu Dewa. Dan jika ingin membunuh, bukankah itu berarti 'mereka' ada dan eskis? Atau bahkan 'mereka' berada di antara kita?

Bagi orang yang tak memiliki sebuah kepercayaan, 'mereka' hanyalah eksistensi tak berarti dan tak penting. Bahkan mungkin lebih baik jika dilupakan.

Tapi bagi orang yang memiliki kepercayaan, 'mereka' adalah segalanya. 'Mereka' adalah panutan, tujuan hidup, cara hidup, sang pengatur, pencipta dan eksistensi yang memiliki derajat yang lebih tinggi.

Pertanyaannya adalah apakah God Slayer adalah bagian dari orang yang tak memiliki kepercayaan?

Jawabannya tidak.

Sama seperti 'mereka', eksistensi God Slayer juga dianggap hanya sebuah mitos, ilusi, legenda, bahkan hanya sebuah khayalan dari seseorang yang mempunyai imajinasi berlebihan.

Tapi sama seperti 'mereka', God Slayer benar benar eksis, hanya saja hanya beberapa orang saja yang tahu mereka ada.

Itulah eksistensi Kuro Kanata.

Dia adalah eksistensi yang bisa dibilang hanyalah sebuah mitos. Tapi tak peduli di dalam game, dunia lain atau bahkan dunia khayalan, kenyataan itu tak akan berubah.

Dan seseorang yang tahu mengenai hal itu adalah orang yang berada di dekatnya, yaitu Chiaki dan Ruko.

Keduanya tahu siapapun lawannya, dia akan menang. Akan selalu menang dan akan terus menang. Keduanya percaya dengan itu dan tak akan pernah meragukannya.

Sama seperti sekarang ini. Meskipun saat ini Kuro berhadapan dengan musuh terkuat di CSO, dia akan menang.

"Flamia, apa kau yakin dia adalah... Demon God yang terkenal itu?"

"Tentu. Apa kau buta?"

Jawaban Flamia membuat seluruh Liber yang berada di Colloseum semakin berisik. Mereka ragu apakah sosok serba hitam dengan topeng putih itu adalah musuh yang menanti mereka di dunia ketujuh, Asgard.

"....tentu tidak, tapi.."

Kuro menatap seseorang yang memiliki perlengkapan yang sama dengan dirinya, yaitu serba hitam dan memiliki elemen kegelapan seperti dirinya, tapi level dan status bar yang menunjukkan dia adalah Demon God masih sulit dipercaya.

Tak hanya Kuro, mungkin seluruh Liber yang menyaksikan hal ini juga berpikir hal yang sama denganya.

"Sayang, Flamia, Honey, sebelum kau mengacungkan senjata itu, ada satu hal ingin kutanyakan, .....apa kau pernah bertemu dengan Demon God sebelumnya?"

"....hm, tentu belum, ...tapi status bar yang dia miliki menunjukkan dia adalah target kita selama ini. Apakah itu tidak cukup?"

Kuro langsung mendesah. Ruko dan Chiaki juga sama.

Tera dan anggota guild Ouroboros lebih tertarik dengan hal lain daripada Demon God.

"Mungkinkah.."

"Ya." Potong Chiaki. "Mungkin kalian tak tahu, tapi Flamia sebenarnya bodoh. Karena itulah dia lebih merepotkan daripada Valkryie Maiden lainnya. Kalian pasti bisa membayangkan betapa sulitnya menghadapinya."

".........itu sedikit mengejutkanku. Flamia-sama..... kau.."

Albor menangis dengan deras. Dia terkejut. Dan bukan hanya dirinya saja yang terkejut.

"Pasti sulit menghadapinya, tapi kurasa bukan saatnya untuk membahas itu." Ucap Tera.

"un.."

"Kurasa yang menjadi permasalahan adalah apakah 'Dia' adalah Demon God atau bukan, ....jika iya.."

Celestial Soul Online [End]Where stories live. Discover now