Transfer 8,5 [Nine Minutes] rev.

5.7K 460 12
                                    

"Apa kita memiliki kesempatan menang?"

"Tentu saja, tapi kecil."

"Ah.. Aku tahu.. "

Perisai cakram api melewati tubuh mereka hanya dengan jarak kurang dari setengah meter. Lalu tebasan pedang api melesat ke arah keduanya. Sekali lagi mereka menghindar dengan bergerak ke samping.

Roooar!! Demon King Akaku meraung keras hingga membuat tanah bergetar. Tetapi itu tak cukup untuk menghentikan keduanya terus maju.

Kemudian ratusan bola api menyerang dari segala arah.

"<Fire Wall>"

Flamia mengaktifkan skill pertahanan, sedangkan Kuro menghindar dengan cara terbang di udara, lebih tepatnya melompat di antara dinding yang dia buat dari skill <Dark Bind>

"HP bar sudah tak bertambah. Apa akan bertambah lagi setelah kita menyerangnya?"

"Tidak. Kita beruntung <Mist of Fire> merupakan skill yang tak akan aktif untuk kedua kalinya. Bisa dibilang itu semacam skill yang digunakan sebagai pilihan terakhir."

Tembakan bola api berhenti, keduanya sekali lagi maju. Tetapi kali ini Demon King Akaku tak tinggal diam. Akaku bergerak maju menyerang mereka.

Dengan tubuh yang besar dan empat tangan yang kekar, ini bagaikan melihat truk besar datang menghantam.

Tentu Flamia dan Kuro juga bersiap untuk menerima serangan. Atau lebih tepat hanya Flamia saja.

"Bisakah kau menahannya?"

"Jangan meremehkan aku!"

Flamia menahan tebasan pedang Akaku, sayangnya tubuh Flamia tenggelam ke tanah beberapa cm karena perbedaan kekuatan.

(Kenapa statusnya lebih besar daripada milikku?)

Selain level yang lebih rendah, hal ini tak mungkin karena Flamia juga memakai perlengkapan yang menambah status kekuatannya.

Saat sedang memikirkan itu, Flamia dikejutkan saat Akaku memegang pedang dengan dua tangannya.

(Gawat!)

Sadar dalam bahaya, Flamia memilih untuk mundur. Setelah itu dia mengambil jarak beberapa meter dari Akaku.

"Tidak bagus. Statusnya lebih tinggi daripada diriku."

Flamia lalu menggunakan skill <Flame Tempest>. Akaku tak menghindar dan menerima serangan Flamia. Hasilnya, HP bar tak berkurang sedikitpun.

"Tsk!"

Selain kekuatan, pertahanan juga meningkat pesat. Tentu alasan lain karena Akaku memiliki pertahanan yang tinggi terhadap serangan api. Bisa dibilang Flamia memiliki kecocokan yang buruk dengan Akaku.

Sayangnya, dalam situasi ini Kuro tak bisa berbuat banyak. Dia pengguna sihir kegelapan, tetapi levelnya yang terlalu rendah tak bisa memberikan dampak sekecilpun.

"Aku memiliki 4 monster undead lagi. Hanya dua saja yang mampu berguna dalam situasi ini. Aku harap kau memiliki sebuah ide yang bagus."

Akaku kembali mengincar Flamia. Sepertinya dia memutuskan kalau Kuro sama sekali bukanlah ancaman setelah tak bisa menggunakan <Vital Curse> lagi.

Sekali lagi Akaku melempar perisai cakram apinya ke Flamia. Kali ini Flamia tak menghindar, tetapi juga tak bertahan. Dia menyerang.

"<Dragon Flash>"

Dia menyerang perisai yang datang dengan skill penyerang. Kedua serangan beradu bagaikan sebuah spesial efek. Pemenangnya ditentukan oleh status serangan, dengan kata lain, Akaku yang menang.

Celestial Soul Online [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang