DRETARASTRA -yang terlahir buta

13K 215 3
                                    

Dretarastra dalam wiracarita Mahabharata adalah putra janda Wicitrawirya, yaitu Ambika. Ia buta semenjak lahir, karena ibunya menutup mata sewaktu mengikuti upacara Putrotpadana yang diselenggarakan oleh Resi Byasa untuk memperoleh keturunan. Ia merupakan kakak tiri Pandu, karena lain ibu namun satu ayah.

Sebenarnya Dretarastra yang berhak menjadi Raja Hastinapura karena ia merupakan penerus Wicitrawirya yang tertua. Akan tetapi beliau buta sehingga pemerintahan harus diserahkan kepada adiknya.

Setelah Pandu wafat, ia menggantikan jabatan tersebut. Dretarastra menikah dengan Gandari, putri kerajaan Gandhara. Ia menjadi bapak bagi para Seratus Kurawa, Dursala, dan Yuyutsu.

Menurut Kitab Mahabharata Wicitrawirya bukanlah ayah biologis Dretarastra, sebab Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan. Satyawati mengirim kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, untuk menemui Resi Byasa, sebab Sang Resi dipanggil untuk mengadakan suatu upacara bagi mereka agar memperoleh keturunan.

Satyawati menyuruh Ambika agar menemui Resi Byasa di ruang upacara. Setelah Ambika memasuki ruangan upacara, ia melihat wajah Sang Resi sangat dahsyat dengan mata yang menyala-nyala. Hal itu membuatnya menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, maka anaknya terlahir buta. Anak tersebut adalah Dretarastra.

Karena Dretarastra terlahir buta, maka tahta kerajaan diserahkan kepada adiknya, yaitu Pandu, putra Ambalika.

Setelah Pandu wafat Dretarastra menggantikannya sebagai raja (kadangkala disebut sebagai pejabat pemerintahan untuk sementara waktu).

Dalam memerintah, Dretarastra didampingi oleh keluarga dan kerabatnya, yaitu sesepuh Wangsa Kuru seperti misalnya Bisma, Drona, dan Kripa , lalu ditemani oleh saudara tirinya Widura yang merupakan putra dari dayang yang dibawa oleh Ambalika dan kedua saudaranya yang lain ketika dalam perjalanan menuju Hastinapura dengan ayah yang sama dengan Dretarastra.

Di Serial Mahabharata ANTV, dikisahkan pada waktu penobatannya sebagai Raja Hastinapura digagalkan oleh Widura, Dretarastra marah besar dan membuat dinding istana terbakar. Di serial ini Dretarastra digambarkan sebagai sosok yang cukup ambisius, ia berharap Gandhari istrinya dapat menjadi matanya, dan menuntun dalam segala situasi. Ia sangat marah ketika Gandari memutuskan menutup matanya setelah menjadi istrinya agar dapat merasakan kebutaan yang dialami suaminya selama ini.

Meski buta Dretarastra juga digambarkan sebagai tokoh yang kuat. Ia bisa melawan 100 gajah dengan mudah, bisa melempar pisau dengan tepat sasaran dan bisa mendengar suara langkah orang.

Saat putra pertamanya yaitu Duryudhana lahir, Widura dan Bisma menasihati Dretarastra agar membuang putra tersebut karena tanda-tanda buruk muncul pada saat kelahirannya. Namun karena rasa cintanya terhadap putra pertamanya ia tidak tega melakukannya dan tetap mengasuh Duryudhana sebagai putranya.

Sementara itu, saat Gandari sedang hamil tua, ada seorang pelayan dari kasta Waisya yang biasa melayani Drestarata. Pelayan itu menjadi hamil oleh Drestarata dan melahirkan seorang bayi yang dianugerahi kepandaian yang luar biasa yang dinamakan Yuyutsu. Dan karena dia dilahirkan oleh seorang wanita Waisya, dia terus menerus diejek oleh saudara-saudara tirinya kaum Kurawa.

Sehingga, Raja Drestarata yang bijaksana mempunyai seratus anak laki-laki yang semuanya merupakan pahlawan yang perkasa yang mahir dalam berperang dengan menggunakan kereta perang, seorang anak perempuan yang melebihi keseratus saudaranya, dan seorang anak lelaki yang lain yang mempunyai kesigapan dan keberanian yang hebat, yang dilahirkan oleh seorang wanita Waisya.

Di kemudian hari, selama perang kurushethra Yuyutsu bergabung dengan Pandawa. Dia ditugaskan oleh Yudistira sebagai pengasuh raja Parikesit, anak Abimanyu, ketika Parikesit masih di bawah umur.

Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang