YUDISTIRA - Pandawa Pertama

25.9K 193 6
                                    

Yudistira adalah salah satu tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura.

Yudistira merupakan yang tertua di antara lima Pandawa atau para putra Pandu.

Dalam tradisi pewayangan jawa (versi Indonesia) Yudistira diberi julukan Puntadewa, sedangkan kerajaannya disebut dengan nama Kerajaan Amarta. Dalam kitab Mahabharata, ia juga disebut dengan nama Bharata (keturunan Maharaja Bharata) and Ajatasatru. Ia juga dikenal dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna "raja Dharma", karena ia selalu berusaha menegakkan dharma sepanjang hidupnya.

Beberapa julukan lain yang dimiliki Yudistira adalah: Kurumukhya, "pemuka bangsa Kuru ". Kurunandana, "kesayangan Dinasti Kuru ". Kurupati, "raja Dinasti Kuru ". Pandawa , "putra Pandu ". Partha, "putra Prita atau Kunti ".

Beberapa di antara nama- nama di atas juga dipakai oleh tokoh-tokoh Dinasti Kuru lainnya, misalnya Arjuna, Bisma, dan Duryudhana.

Yudistira adalah putera tertua pasangan Pandu dan Kunti. Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya dalam bab Pandu dan Kunti bahwasanya Pandu mendapat kutukan setelah membunuh brahmana yang menyamar menjadi Kijang bernama Resi Kindama tanpa sengaja. Brahmana itu terkena panah Pandu ketika ia dan istrinya sedang bersanggama dalam wujud sepasang rusa.

Pandu yang dikutuk akan meninggal jika bercinta dengan istrinya kemudian menyepi kehutan bersama 2 istrinya. Pengasingan itu disamping ingin menebus dosa juga dilakukan untuk mengurangi hawa nafsu mereka.

Pada suatu hari, Pandu mengutarakan niatnya ingin memiliki anak. Kunti yang menguasai mantra Adityahredaya segera mewujudkan keinginan suaminya itu. Mantra tersebut adalah ilmu pemanggil dewa untuk mendapatkan putera.

Dengan menggunakan mantra itu, Kunti berhasil mendatangkan Dewa Dharma/Dewa Yama dan mendapatkan anugerah putera darinya tanpa melalui persetubuhan. Putera pertama itu diberi nama Yudistira. Dengan demikian, Yudistira menjadi putera sulung Pandu, sebagai hasil pemberian Dharma, yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. Sifat Dharma itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudistira sepanjang hidupnya.

Yudistira dan keempat adiknya, yaitu Bima (Bimasena), Arjuna, Nakula, dan Sadewa kembali ke Hastinapura setelah ayah mereka (Pandu) meninggal dunia.

Adapun kelima putera Pandu itu terkenal dengan sebutan para Pandawa, yang semua lahir melalui mantra Adityahredaya. Kedatangan para Pandawa membuat sepupu mereka, yaitu para Kurawa yang dipimpin Duryudhana merasa cemas. Putera-putera Dretarastra itu takut kalau Pandawa sampai berkuasa di kerajaan Kuru. Dengan berbagai cara mereka berusaha menyingkirkan kelima Pandawa, terutama Bima yang dianggap paling kuat.

Di lain pihak, Yudistira selalu berusaha untuk menyabarkan Bima supaya tidak membalas perbuatan para Kurawa.

Pandawa dan Kurawa kemudian mempelajari ilmu agama, hukum, dan tata negara dari Resi Krepa. Dalam pendidikan tersebut, Yudistira tampil sebagai murid yang paling pandai. Krepa sangat mendukung apabila tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandawa tertua itu. Di Serial Mahabharata ANTV tidak ada bagian cerita tsb.

Pandawa dan Kurawa kemudian berguru ilmu perang kepada Resi Drona. Dalam pendidikan ini, Arjuna tampil sebagai murid yang paling pandai, terutama dalam ilmu memanah. Sementara itu, Yudistira sendiri lebih terampil dalam menggunakan senjata tombak.

Selama Pandu hidup di hutan sampai akhirnya meninggal dunia, tahta Hastinapura untuk sementara dipegang oleh kakaknya, yaitu Dretarastra, ayah para Kurawa. Ketika Yudistira menginjak usia dewasa, sudah tiba saatnya bagi Dretarastra untuk menyerahkan tahta kepada Yudisthira, selaku putera sulung Pandu.

Sementara itu putera sulung Dretarastra, yaitu Duryudana berusaha keras merebut tahta dan menyingkirkan Pandawa.

Dengan bantuan pamannya dari pihak ibu, yaitu Sangkuni, Duryudhana mencoba membunuh kelima sepupunya dalam peristiwa di istana Waranawata, dimana gedung dalam istana itu terbuat dari bahan yang mudah terbakar.

Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang