DURYUDHANA - Kurawa Pertama

8.7K 119 8
                                    

Duryudhana tokoh antagonis utama dalam wiracarita Mahabharata, musuh utama para Pandawa. Duryudhana merupakan inkarnasi dari Iblis Kali. Ia lahir dari pasangan Dretarastra dan Gandari.

Duryudhana merupakan saudara yang tertua di antara seratus Kurawa. Ia menjabat sebagai raja di Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya di Hastinapura.

Duryudhana menikah dengan puteri Prabu Salya dan mempunyai putera bernama Laksmana (Laksmanakumara).

Duryudhana digambarkan sangat licik dan kejam, meski berwatak jujur, ia mudah terpengaruh hasutan karena tidak berpikir panjang dan terbiasa dimanja oleh kedua orangtuanya. Karena hasutan Sangkuni, yaitu pamannya yag licik dan berlidah tajam, ia dan saudara-saudaranya senang memulai pertengkaran dengan pihak Pandawa.

Dalam perang Bharatayuddha, bendera keagungannya berlambang ular kobra. Ia dikalahkan oleh Bima pada pertempuran di hari kedelapan belas karena pahanya dipukul dengan gada.

Saat Gandari hamil dalam jangka panjang yang tidak wajar, ia memukul-mukul kandungannya dalam keadaan frustasi dan cemburu terhadap Kunti, yang telah memberikan Pandu tiga orang putera. Atas tindakannya, Gandari melahirkan gumpalan daging berwarna keabu- abuan. Kemudian Gandari meminta bantuan Resi Byasa, seorang pertapa sakti, yang kemudian memotong gumpalan daging tersebut menjadi seratus bagian, dan memasukkannya ke dalam pot/guci.  Kemudian pot-pot tersebut ditanam di dalam tanah selama satu tahun.

Setelah satu tahun, pot tersebut digali kembali. Yang pertama kali dikeluarkan dari pot tersebut adalah Duryudhana, diiringi oleh Dursasana, dan adik-adiknya yang lain.

Tanda-tanda yang buruk mengiringi kemunculannya dari dalam pot. Para brahmana di keraton merasakan adanya tanda-tanda akan bencana yang buruk. Widura mengatakan bahwa jika tanda-tanda seperti itu mengiringi kelahiran putranya, itu tandanya kekerasan akan mengakhiri dinasti tersebut.

Widura dan Bisma menyarankan agar putera tersebut dibuang atau dibunuh, namun Dretarastra tidak mampu melakukannya karena rasa cinta dan ikatan emosional terhadap putera pertamanya tersebut.

Tubuh Duryudhana dikatakan terbuat dari petir, dan ia sangat kuat. Ia dihormati oleh adik-adiknya, khususnya Dursasana.

Bersama pandawa, Duryudhana belajar ilmu bela diri dari Krepa dan ilmu perang dari Drona. Kemudian berguru lagi sendiri kepada Balarama atau Baladewa, ia menjadi sangat kuat dengan senjata gada, dan setara dengan Bima yang merupakan Pandawa yang kuat dalam hal senjata gada.

Saat para Kurawa dan Pandawa unjuk kebolehan saat menginjak dewasa, munculah sesosok ksatria gagah perkasa yang mengaku bernama Karna. Ia menantang Arjuna yang disebut sebagai ksatria terbaik oleh Drona dalam sebuah kompetisi. Namun Krepa mengatakan bahwa Karna harus mengetahui kastanya, agar tidak sembarangan menantang seseorang yang tidak setara.

Duryudhana membela Karna kemudian mengangkatnya menjadi raja di Kerajaan Angga. Semenjak saat itu, Duryudhana bersahabat dengan Karna.

Baik Karna maupun Duryudhana tidak mengetahui, bahwa Karna sebenarnya merupakan putera Kunti.

Karna merupakan harapan Duryudhana agar mampu meraih kemenangan saat Bharatayuddha berlangsung, karena Duryudhana percaya bahwa Karna adalah lawan yang sebanding dengan Arjuna.

Duryudhana memiliki sifat iri hati terhadap kekayaan Yudistira serta kemegahannya di Indraprastha. Terlebih lagi kepada para Pandawa lainnya yang selalu membuat hatinya jengkel.

Berbagai usaha ingin dilakukannya untuk menyingkirkan para Pandawa, namun selalu gagal berkat perlindungan Kresna.

Duryudhana memiliki seorang paman bernama Sangkuni. Sifatnya sangat licik dan senang melontarkan ide-ide buruk untuk memengaruhi keponakannya tersebut.

Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang