DRESTADYUMNA

5.8K 101 4
                                    

Saat Drona berhasil merebut separuh Kerajaan Panchala dari tangan Drupada, kebencian Drona terhadap Drupada lenyap, namun sebaliknya Drupada membenci Drona untuk selama-lamanya dan berambisi untuk membalas dendam.

Drupada tahu bahwa Drona sulit dikalahkan sebab Drona merupakan murid Bhargawa dan memiliki senjata sakti.

Akhirnya Drupada memutuskan untuk menyelenggarakan upacara yadnya yang disebut Putrakama supaya memperoleh putera yang bisa membunuh Drona. Dengan dibantu oleh para resi, upacara tersebut terselenggara dengan baik.

Dari dalam api upacara, munculah seorang pemuda gagah, lengkap degan baju zirah dan senjata. Atas sabda dari langit, anak tersebut diberi nama Drestadyumna.

Saat upacara, Drupada sudah menyumpah anak itu kalau dia akan membawa kematian bagi Drona dan juga disumpah harus membunuh Drona.

Secara harfiah Drestadyumna berarti "diagungkan karena keberaniannya". Drestadyumna dianggap putera raja Drupada yang berasal dari Kerajaan Panchala.

Drestadymna kemudian berguru kepada Drona, musuh ayahnya. Meski Drona tahu tujuan kelahiran Drestadyumna adalah untuk membunuhnya, namun ia tetap menerimanya sebagai murid dan mengajarinya segala jenis ilmu perang.

Drestadyumna berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan trenginas. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama; Drestaka dan Drestara.

Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang Bharatayuda. Ia tampil sebagai senapati perang Pandawa, menghadapi senapati perang Kurawa, yaitu Resi Drona. Pada versi Jawa saat perang tersebut roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Drona dan  menyusup dalam diri Drestadyumna.

Pada hari kelima belas perang besar di Kurusetra akhirnya Drestadyumna membunuh Drona dengan cara memenggal kepalanya. Ketika itu Drona tertunduk lemas dan kehilangan seluruh kekuatannya akibat dari kabar bohong meninggalnya sang putera, Aswatama.

Setelah perang besar berakhir,putera dari Resi Drona, yaitu Aswatama, bersama dengan Krepa dan Kertawarma, melakukan pembalasan dendam dengan membantai hampir semua putera-puteri, cucu, dan kerabat Pandawa, termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumena sendiri, Srikandi, dan Pancawala.

Pembantaian tersebut dilakukan pada malam hari, ketika pasukan Pandawa sedang tertidur lelap.

Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang