9 | plung!

39.1K 6.4K 2.8K
                                    

Rasa sepi yang paling nggak tertahankan itu adalah rasa sepi yang masih bisa lo rasakan, sekalipun lo sedang berada di tengah-tengah keramaian.

Jam tujuh malam, di Kimukatsu Grand Indonesia. Ini malam Minggu. Malamnya wakuncar alias waktu kunjung pacar, kalau kata anak muda ibukota angkatan lama. Sama seperti pusat-pusat tempat nongkrong lainnya, mall ini juga penuh sesak oleh pengunjung. Sedari tadi, makanan sudah diantarkan, tetapi tangan Sakura tak kunjung tergerak menyentuhnya. Dia hanya melamun, tanpa sadar mengaduk minuman dalam gelasnya pakai sedotan.

"Babe, kok malah bengong sih?"

Sakura tersentak sedikit, mengalihkan pandang dan mendapati lelaki yang duduk di hadapannya sedang memandang padanya dengan mata bersinar cemas.

"Nggak apa-apa."

"Masih ngambek karena kita malah kesini dan nggak makan udon favorit kamu itu? Aku mau aja sih kesitu, tapi kan lagi rame banget. Terus temen-temen kantorku juga suka nongkrong disitu."

Sakura mendesah. "Nggak apa-apa."

"Beneran?"

"Beneran, Mas."

Lelaki itu berdecak. "Told ya not to call me that, Sakura."

"Kenapa?" Sakura justru jadi tertantang untuk bertanya. Sesuatu yang tidak biasanya, soalnya selama ini, dia diam saja.

"Kok kamu malah tanya kenapa?"

"Sierra boleh panggil kamu begitu."

"Sierra kan beda."

"Beda karena dia istri kamu?"

Alfa menghela napas. "Sakura, please? I waited the whole week to go out with you. Jangan malah ngajak berantem deh."

"Aku nggak ngajak berantem! Aku cuma nanya." Sakura melepaskan tangan dari sedotan yang dia pegang, kemudian menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Tapi kalau kamu anggap itu ngajak berantem, mungkin memang ada sesuatu yang seharusnya kita omongin."

"Mau ngomongin apa?"

"Menurut kamu?"

"Oke." Alfa menghela napas, melihat pada sekelilingnya sebelum meraih salah satu tangan Sakura yang berada di atas meja dengan kedua tangan. Jemarinya baru saja bersentuhan sedikit dengan kulit Sakura ketika perempuan itu telah lebih dahulu menarik tangannya. Alfa tercengang.

"Harus banget ya selalu begitu ya?"

Alfa jadi makin heran dengan perubahan sikap Sakura yang menurutnya tiba-tiba banget. "Apanya yang selalu begitu?"

"Kamu selalu mesti ngecek sekeliling dulu kalau mau berinteraksi dengan 'dekat' sama aku? Karena kamu takut ada kenalan kamu, atau kenalannya istri kamu yang liat?!"

"Sierra knows about us, jadi kamu tahu pasti, aku nggak lagi berusaha melindungi perasaannya. Cuma, kalau soal kita sampai ke orang tuaku atau orang tuanya Sierra, aku harus bilang apa, Sakura?"

"Kamu masih nanya?"

"Maksud kamu?"

"Just tell them about us already. Apanya yang sulit?"

"Semuanya nggak segampang itu, Sakura."

"Selalu alasan yang sama." Sakura menyipitkan mata, merasakan emosinya perlahan merangkak naik menuju ambang batas maksimal.

"Terus mau kamu apa? Aku bilang ke orang tuaku dan orang tuanya Sierra kalau selama ini aku punya perempuan selain istriku dan lihat salah satu dari mereka jantungan lalu nge-drop?"

A Bunch of Daddy ✅Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon