43 | ada wuje di sini

31.4K 6.1K 2.1K
                                    

Tidak perlu waktu lama bagi telepon yang Rei tujukan untuk Jella terjawab.

Kentara sekali, Wuje terlihat panik, tapi berhubung Rei sudah pernah mengajarinya bagaimana caranya meminta bantuan orang lain lewat telepon pada saat-saat darurat—termasuk menggunakan fitur speed dial—anak itu mencoba menerapkan apa yang dia ingat.

"Halo?"

Wuje menarik napas, sesekali menatap cemas pada ibunya yang masih berada di belakang roda kemudi. "Tante Jella? Tante Jella, ini Arga."

"Iya, kenapa, Sayang?"

"Tante, aku sama Mama lagi toko kue dekat sekolah aku—mau beli macaroon, tapi Mama tiba-tiba sakit, Tante. Nama tokonya apa ya—" Wuje mencondongkan badan ke depan sebentar untuk melihat tulisan di bagian atas bangunan toko kue. "Aku nggak bisa baca semuanya, soalnya tulisannya bahasa Inggris—tapi depannya huruf B, warnanya merah. Tokonya di pinggir jalan, warna abu-abu—"

"Oke, Tante udah paham di mana tempatnya." Jella memotong, sudah tahu apa dan di mana toko kue yang Wuje maksud berdasarkan ciri-ciri lokasi yang bocah itu terangkan.

"Aku sama Mama berdua aja di sini. Tante tolong kesini ya, bantuin Mama aku..."

"Di sekitar sana ada orang nggak? Atau coba minta tolong ke orang di dalam tokonya, sementara Tante jalan dari sini." Terdengar suara langkah kaki sebagai latar belakang di seberang sana, kemudian bunyi khas dari kunci otomatis mobil yang sudah dibuka.

"Parkirannya sepi, tapi nanti aku coba minta tolong ke mbak-mbak toko kuenya. Makasih ya, Tante. Buruan kesini ya..."

"Iya, Arga."

Begitu telepon tersudahi, Wuje beralih lagi pada Rei yang tengah tertunduk dengan dahi menyentuh roda kemudi.

"Mama? Mama dengar aku nggak?"

"Dengar, Wuje." Rei menjawab, tapi suaranya terdengar lirih.

Wuje terlihat cemas bercampur ragu, karena dia belum pernah berada dalam situasi semacam ini sebelumnya. Tapi dia sudah berjanji pada Jella kalau dia bakal mencoba minta bantuan pada orang dewasa terdekat yang bisa dia temui. Anak itu berpikir sejenak, lantas membuka tas ayam berwarna jingga miliknya dan mengeluarkan action figure Ultramannya dari dalam sana.

"Mama, aku minta tolong mbak-mbak toko dulu ya... Mama dijagain dulu sama Ultraman aku ya?"

Rei hanya bisa mengangguk.

Setelahnya berkata begitu, Wuje nekat membuka pintu belakang mobil dan turun. Geraknya tergesa-gesa. Bahkan, saking buru-burunya, Wuje sampai oleng dan nyaris nyusruk di parkiran, namun untungnya itu tidak terjadi.

Parkiran masih lengang saat Wuje berlari dalam langkah-langkah kecil menuju toko. Dia sempat kesulitan mendorong pintu kaca yang berat, hingga salah satu pengunjung toko kue yang lain membukakan pintu untuknya. Napasnya sudah cukup ngos-ngos-an gara-gara panik ditambah mesti berlari dari mobil menuju pintu depan toko. Merasa gemas sekaligus iba, pengunjung toko yang membukakan pintu buat Wuje berinisiatif memberikan sebotol air mineral pada anak itu.

"Kamu mau minum dulu?"

Wuje menggeleng, kemudian menghela napas panjang sebelum bicara. "Aku nggak mau minum, Om. Tapi Om bisa tolongin Mama aku nggak? Mama aku lagi di mobil sekarang, tiba-tiba sakit. Mama nggak bisa bangun. Om bisa bantuin aku nggak buat anterin Mama ke rumah sakit? Aku udah telepon Tante Jella tapi kata Tante Jella, Tante Jella lagi di jalan."

Pengunjung toko yang Wuje ajak bicara kontan ternganga, begitu pun dengan beberapa pegawai toko kue yang kebetulan mendengar kata-kata Wuje. Alhasil, nggak butuh waktu lama bagi mereka untuk keluar menuju parkiran. Jella belum tiba, tapi Wuje lega karena beberapa orang dari toko kue cepat membantu mereka dan membawa Rei ke rumah sakit terdekat.

A Bunch of Daddy ✅Where stories live. Discover now