58 | scrunchie

26.7K 4.9K 1.6K
                                    

Sebenarnya, Wuje nggak berniat untuk nyasar.

Waktu lihat Rei beranjak, dia iseng saja ikut-ikutan bangun. Jenar terlalu sibuk dengan ponselnya sendiri sampai-sampai nggak sadar. Wuje mencoba mengejar langkah ibunya, tapi sedang ada cukup banyak orang yang lalu-lalang di mall kala it. Jadi tahu-tahu, sosok Rei telah lenyap begitu saja, nggak terlihat lagi.

Wuje cemberut, soalnya dia kepingin beli boba juga, meski belum tau mau beli boba rasa apa. Cuma, karena ibunya sudah menghilang dan Wuje juga nggak ingat-ingat banget outlet boba langganan kedua orang tuanya berada di sebelah mana, dia memutuskan berbalik.

Tadinya, Wuje bermaksud kembali ke food court, pada Jenar yang pasti masih berada di sana.

Akan tetapi, di perjalanan, perhatian Wuje tersita oleh anak kecil yang lagi naik kuda-kudaan mengitari area selantai mall. Kudanya berjalan mandiri, diikuti oleh seorang petugas yang memegang remot. Wuje kepo banget karena warna kudanya yang nggak umum. Jadi deh, dia tergerai mengikuti kuda-kudaan tersebut.

"Om, ini kuda apa?" dengan sok akrab, Wuje mengajak bicara petugas yang mengendalikan kuda tersebut seraya berjalan dari belakang.

"Ini bukan kuda, Dek. Ini namanya alpaca."

"Alpaca itu apa, Om?"

"Wah, nggak tau ya. Mungkin sejenis kuda-kudaan."

"Tadi katanya bukan kuda?" Wuje bersikap kritis.

"Iya, bentuknya nggak kayak kuda."

"Terus alpaca itu apa?"

Petugas tersebut tampak kesulitan membagi perhatian antara Wuje yang berjalan di sebelahnya dan anak kecil yang mesti dia awasi selama berkeliling mall menggunakan kuda-kudaan tersebut. Tapi Wuje cuek saja, melangkah mengikuti, tetap menuntut jawaban.

"Alpaca yang kayak gitu."

"Alpaca ada di kebun binatang nggak, Om?"

"Kurang tau, tapi kayaknya di Ragunan belum ada, deh."

"Apa jangan-jangan alpaca dari luar negeri ya?"

"Mungkin sih."

"Dari mana, Om?"

"..."

"Terus dia ke sini naik apa?"

"..."

"Naik pesawat juga nggak ya? Berarti dia bawa koper dong!"

Sang petugas makin bingung, akhirnya memegang lehernya dengan rikuh seraya tertawa nervous. "Adek mau naik kuda-kudaannya?"

"Mau!"

"Tapi harus bayar, Dek. Coba bilang dulu ke Papa atau Mama-nya yaaa."

"Bayar berarti pake uang, Om?"

"Iya."

"Kenapa nggak pake rumput aja, Om? Eh, alpaca makannya apa sih?"

Petugas tersebut meringis. "Saya juga kurang tau, Dek, alpaca makannya apa..."

Wuje melipat tangan di dada sembari cemberut, merasa kurang puas dengan jawaban yang diberikan. Namun beruntung bagi petugas tersebut, perhatian Wuje berpindah lagi pada sesuatu yang lain ketika mereka melintasi toko mainan. Action figure yang dipajang di etalase depan toko adalah penyebabnya. Secepat kilat, Wuje melupakan soal kuda-kudaan yang tadi menarik perhatiannya. Anak itu menempelkan wajah di kaca, melihat pada action figure tersebut dengan kekaguman yang kentara.

A Bunch of Daddy ✅Where stories live. Discover now