35 | karol

31.1K 6K 3K
                                    

Rei menatap layar ponselnya dengan serius, hingga tanpa sadar, dia mulai menggigiti kuku jarinya sendiri.

Tindakannya itu menarik perhatian Jenar yang lagi duduk di atas karpet, berhadapan sama Wuje yang sedang membongkar-pasang balok-balok lego warna-warni.

"Regina?"

Rei nggak menjawab.

"Regina?"

Wuje ikut-ikut mengangkat wajah, terus menatap mamanya yang masih serius melihat ke layar ponsel.

"Mama?"

Setelah dipanggil Wuje, baru Rei tersentak, buru-buru menoleh ke arah anak itu. "Iya, Sayang?"

Jenar membelalak dengan wajah tak percaya. "Regina!"

"Apa?"

"Aku manggil kamu dua kali tapi kamu nggak nengok! Giliran si bocil yang manggil, kamu langsung jawab!" Jenar protes.

"Hah... kamu manggil aku?"

Wuje justru tertawa. "Mama lagi ngapain sih tadi dipanggil-panggil kok diam aja?"

"Lagi baca grup WhatsApp."

"Grup WhatsApp tuh yang ada mamanya Lila, mamanya Cherry, mamanya si Nakal—"

"Si Nakal?" Jenar mengangkat alis, memotong celotehan anak laki-lakinya.

"Queensha." Rei memberitahu.

"Dia nakal, jadi aku panggil aja dia si Nakal." Wuje mengedikkan bahu. "Grup tuh yang ada mamanya—siapa lagi sih, Ma? Aku lupa. Tapi ada Tante Ocha juga yah?"

"Iya."

"Ngomongin apa tuh?" Jenar kepo.

"Jinny kabur dari rumah."

"Jinny tuh teman satu kosan kamu dulu yang nikah sama anaknya yang punya pesantren itu nggak sih?"

"Iya."

"Loh, kenapa kabur?"

"Berantem sama suaminya."

"Kayak Om Atuy sama Tante Ujuy yah?" Wuje nyeletuk lagi.

"Yoi, coy." Jenar menyahut ringan.

"Jenar, ngomongnya yang bener dong sama Wuje!"

"Mama, Mama,"

"Iya?"

"Kalau Mama berantem sama Papa, Mama kabur juga nggak?"

Jenar sama Rei saling berpandangan.

"Kalau Mama kabur, ajak aku yah. Hehe."

"..."

"Aku tuh suka penasaran tau, Ma, kalau dibawa kabur tuh gimana..."

"Udah, kamu nggak usah nguping, main lego aja deh! Ini pembicaraan orang dewasa!" Jenar berkata, yang Wuje balas dengan manggut-manggut sembari lanjut mencari balok lego berikutnya yang kira-kira cocok sama bentuk yang mau dia bikin. "Kok bisa berantem?"

"Pasti ada yang nakal, makanya berantem." Wuje berujar lagi, masih dengan nada polos tapi di saat yang sama, juga terkesan usil.

"Boy, Papa told you not to nguping, right?"

"Aku nggak bisa bahasa Inggris, Pa."

"Jangan bohong."

"Hehe." Wuje nyengir. "Aku tuh nggak nguping tau, tapi Papa sama Mama ngomongnya keras jadi kan kedengaran sama aku."

A Bunch of Daddy ✅Where stories live. Discover now