28. Randa

947 122 20
                                    

Randa hanyalah nama panggilan. Nama asli sosok kuntilanak ini adalah Nurida.

Di sebut Randa sebab perempuan ini merupakan seorang janda semasa hidup nya.

Nurida mati penasaran, tewas terjatuh dari atas jurang lalu tertusuk bebatuan tajam sewaktu melarikan diri dari sergapan prajurit Jepang yang ingin menjadikannya sebagai seorang Jugun Ianfu atau pemuas nafsu para tentara itu.

Ia mengingat dengan sangat jelas. Bagaimana melelahkan nya berlari sampai masuk ke pedalaman hutan demi menghindari sergapan para tentara buas tersebut. Hingga pada akhirnya ia terjatuh dan tewas secara perlahan.

Nurida mati bersama dengan sang anak yang tengah di kandung.

Umur kehamilan nya sudah menginjak usia lima bulan.

Hidup sebagai seorang perempuan tak bersuami membuat nya terlihat hina di mata masyarakat.

Bukan salah nya hidup seperti ini. Nurida hanya tak beruntung, lahir di jaman patriarki masih merekat kuat dalam ranah masyarakat.

Di tambah hidup di era peralihan Belanda - Jepang , masa di mana semuanya serba sulit dan menyedihkan.

Faktor utama penyebab menderita nya kehidupan seorang Nurida, di sebabkan oleh sang Ayah.

Ayah yang dahulu ia sayangi, tega menghancurkan hidup anak perempuan nya hingga pecah berkeping-keping.

Nurida mati membawa dendam.

Dan dendam tersebut tak pernah padam hingga berpuluh-puluh tahun lamanya setelah ia meninggal.

Dendam yang di bawa hingga kini.

Dalam hembusan nafas terakhir, ia mengutuk dunia dan seluruh isinya.

Kebencian nya pada hidup yang menurut nya tidak adil. Amarah nya setelah mati membuat arwah nya penasaran sampai saat ini.

Mati dalam keadaan mengandung, membuat sosok nya terlihat menyeramkan. Menjadikan ia sosok kuntilanak yang mengerikan.

Jika di lihat dari depan, sosok Randa hampir mirip seperti sosok kuntilanak pada umumnya. Dengan penampilan baju kafan putih panjang bernoda tanah kusam.

Tapi jika di lihat dengan saksama, terlebih bila melihat dari arah belakang.

Sosok Randa serupa dengan makhluk halus bernama Sundel Bolong.

Ya, bagian belakang nya memilki luka menganga yang cukup lebar. Dari arah punggung hingga atas pinggang. Luka dari bebatuan tajam yang menusuk bagian belakang tubuh Randa hingga membuat nya mati perlahan lahan.

Mata nya berwarna merah darah, merah yang sangat pekat. Membuat tubuh ku bergidik takut, saking seram nya sosok Randa ketika pertama kali melihat ia duduk di dahan pohon.

Sebelum mati, Nurida tahu dirinya tengah mengandung. Dan ia bahagia mendapati bahwa dia akan menjadi seorang ibu. Hal yang di impikan setiap perempuan.

Tapi sayang, impian hanyalah sebuah impian. Tak pernah terwujud sekuat apapun ia meminta.

Nurida meratapi kematian nya. Hari-hari nya kini gelap, bagaikan gerhana matahari yang tak pernah usai.

Tak ada lagi cahaya terang yang dulu pernah ia rasakan semasa hidup. Kini hanya malam panjang di temani kesunyian nan mencekat yang mau menemani hari-hari Nurida.

Meski tak selamanya di liputi rasa sunyi.

Nurida akan menggila setelah mendengar suara bayi menangis di waktu menjelang malam.

Sosok ini akan menunggui rumah bayi tersebut, menemani sang bayi hingga berminggu-minggu lamanya.

Nurida akan terus menunggu sang bayi di atap rumah. Tak perduli bayi tersebut menangis sepanjang malam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Indigo Stories 2Where stories live. Discover now