19. Cerita Ibu Ibu

3.5K 349 66
                                    

Ning pernah bilang padaku, selain diriku ternyata ada lagi manusia di areal pabrik yang bisa melihat sosok nya.

Bahkan manusia itu juga menyelam masuk ke dalam, melihat bagaimana rupa dari pabrik ini sebelum di bangun. Sumur tempat dimana mayat Ning di buang juga di lihat oleh manusia itu.

Membuat Ning resah dan menceritakan semuanya padaku.

"Kenapa bisa terlihat, jangan bilang kau masih suka mengganggu manusia yang sedang bekerja?" aku menyelidik

"Gua udah nggak gangguin manusia lagi ya Agni. Kapok gua di kerjain sama lu"

"Terus, kenapa kalian bisa saling lihat?"

"Gua lagi turun di lantai bawah, nyari Jongen yang lagi main sama anak sebelah. Dan ibu-ibu ngeliat gua sambil matanya melotot kaya gini nih" Ning memperagakan adegan melotot itu, kelopak matanya terbuka lebar dan mampu membuat ku ngeri takut bola matanya ikut keluar

"Terus?"

"Gua ngeliatin balik, si ibu-ibu nggak teriak tapi malah baca doa. Gua males ladenin, jadi gua tinggalin aja tu manusia"

"Aku jadi kasian sama ibu-ibu itu" sahut ku, tentu saja kasian sampai harus melihat wujud menyeramkan seperti Ning

"Jadi itu bukan salah gua. Gua yang apes liat itu manusia. Badan gua langsung panas di bacain doa. Terus dia sampe masuk ke waktu gua masih kekubur di dalam sumur. Gua nggak suka di ganggu kaya gitu, karena gua juga nggak gangguin dia"

"Terus mau kamu gimana? Aku harus ngomong sama ibu itu dan minta dia berhenti ganggu kamu? Kok aneh ya, harusnya manusia yang minta tolong untuk berhenti di ganggu. Tapi ini, malah makluk halus nya yang minta tolong, hahahaha" aku tertawa cukup kencang

"Sialan lu, gua beneran nggak suka di gangguin sampe kaya gitu" Ning mengerang tidak suka

"Oke, oke, nanti aku bicarain masalah ini sama ibu yang kamu maksud"

Setelah jam kerja berakhir, sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk duduk di samping kursi ibu Rahma.

Bu Rahma bekerja di bagian finishing lantai dua. Meski raut wajah nya terlihat galak dan jutek, sebenarnya bu Rahma adalah perempuan yang baik dan pandai bergaul.

Bisa di bilang, bu Rahma merupakan pekerja terbaik di bagian finishing. Itu karena cara kerja nya yang cepat dan juga rapih. Dia juga selalu masuk dan jarang sekalian absen. Dan termasuk dalam karyawan yang sudah lama bekerja di sana.

Dalam penglihatan ku, bu Rahma tidak terlihat seperti seorang Indigo. Dia memang memiliki sedikit keanehan, tapi aku tidak menyangka kalau ternyata ia mampu melihat lebih jauh masuk kedalam masa lalu yang di miliki Ning.

"Eh ada mbak agni, tumben belum pulang mbak. Ada apa?"

Aku duduk di samping nya. "Iya nih bu, rasa rasanya kok pengen ngobrol sama ibu. Yaudah akhirnya agni duduk di sini. Agni mengganggu ibu-ibu kerja ya?" tanya ku hati-hati

Dia langsung menggelengkan. "Duduk aja mbak, tidak apa-apa"

Mendengar ucapan nya yang tidak masalah dengan keberadaan ku saat itu. Akhirnya aku memulai pembicaraan tanpa berbasa-basi lagi.

"Agni lihat, ibu pakai sesuatu di areal perut. Itu apa bu? Kok ada cahaya nya sampe keliatan di belakang baju" aku menunjuk bagian punggung

Bu Rahma terdiam beberapa saat, mencerna ucapan ku. Kemudian ia tersenyum sembari berkata.

"Oh, ini tali mbak. Sudah saya pakai dari kecil" dia menunjukkan sebuah tali berwarna hitam yang di ikat pada areal perut nya

"Tali untuk apa bu?" aku semakin penasaran

Indigo Stories 2Where stories live. Discover now