22. Mera

1.1K 231 52
                                    

Di antara semua kisah pertemuan ku dengan makhluk halus. Ini adalah pertemuan yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup.

Kisah ini akan selalu terpatri dengan jelas, di dalam ingatan ku selamanya.

Pertemuan sial ku bertemu dengan satu sosok bernama Mera. Sosok hantu jahat yang mampu membuat hidup ku hampir berantakan.

Eksistensi nya dalam kehidupan ku, membuat emosional ku terganggu. Tidak hanya psikis, tapi juga fisik.

Aku lelah secara mental, batin ku sakit dan tubuh ku hampir terluka.

Awal pertemuan ku dengan sosok tersebut, sebenarnya tidak sengaja. Di mulai dari perjalanan pulang menuju rumah, selepas lelah bekerja.

Sore hari yang cukup mendung, aku melihat ada satu sosok perempuan berambut pendek sebahu. Memakai baju terusan berwarna hitam yang kelihatan luntur.

Satu sisi wajahnya berwarna merah gelap, di mulai dari dahi hingga dagu. Sedangkan sisi lainnya berwarna putih keabuan.

Sesuai dengan penampakan wajahnya yang unik. Aku memanggil nya dengan nama Mera.

Ya, Mera.
Mera tanpa tambahan huruf H.

Dari wajahnya dia terlihat muda. Umurnya mungkin, masih di sekitaran 20, 23 tahun.

Sosok nya tersenyum tipis, melihat ku dengan tatapan sinis. Tatapan yang biasa di perlihatkan oleh sosok sosok yang tidak suka dengan adanya keberadaan manusia.

Aku sudah biasa melihat makhluk halus, karena sejak kecil aku sudah bisa melihat perwujudan mereka. Jadi aku menganggap nya biasa saja.

Sejak kecil, aku berpikiran soal makhluk halus itu tidak akan bisa mencelakai manusia, apalagi sampai membuat seorang manusia mati.

Hal seperti ini yang menjadikan ku berani berhadapan dengan makhluk halus. Selama aku berani, mereka akan segan padaku. Begitu prinsip ku sejak dulu.

Tapi ternyata, apa yang ku pahami tentang makhluk halus yang tidak akan pernah mencelakai manusia itu, adalah sebuah kesalahan besar.

Mera lebih dari sosok jahat. Dia berbeda dari sosok lainnya. Tunggu sampai aku selesai menceritakan tentang pertemuan ku dengan nya.

Barulah akan ku ceritakan betapa berbahaya nya bertemu sosok seperti dia.

Pertemuan pertama ku melihat sosok Mera berjalan dengan baik. Tidak ada hal-hal ganjil, semuanya berjalan seperti biasa.

Lalu di hari berikutnya, saat pertemuan kedua. Aku mulai merasakan hawa negatif nya, Mera bukanlah sosok makhluk halus yang suka dengan kehadiran manusia.

Sebaliknya, dia membenci makhluk hidup yang masih bernafas dengan bebas. Dia membenci siapapun yang masih bisa berjalan dengan kedua kaki mereka dan melihat indahnya langit biru.

Mera sangat membenci itu.

Baginya tidak adil, semesta tidak mengijinkan nya menikmati kehidupan bahkan setelah mati. Tidak ada lagi langit biru, bau embun pagi yang harum bahkan terik nya matahari.

Mata nya hitam, sebab sudah lama dirinya tidak melihat cahaya terang. Kulit nya berkerut, tak pernah lagi merasakan hangat nya sinar matahari menyengat kulit. Tubuhnya pucat, seputih tembok kusam, karena hanya gelap yang menjadi teman sejatinya. Tidak ada lagi terang.

Di pertemuan ketiga, aku mulai tahu. Mera mati dengan cara mengakhiri hidupnya.

Meregang nyawa di usia muda. Keputusan yang membawa nya dalam penderitaan yang tak berujung.

Indigo Stories 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang