16. Hantu Budek Dan Perlintasan Kereta Api

5.3K 463 146
                                    

"Mbak agni ya?" tanya seorang driver ojek online

"Iya pak"

"Ini alamat nya sesuai aplikasi ya?"

Aku mengangguk. "Langsung jalan ya pak"

Jam dua siang tadi, aku berangkat dari rumah menuju toko buku di sebuah Mall. Mencari buku favorit yang sudah di jual di toko tersebut. Sehabis membeli buku, aku melanjutkan perjalanan menuju sebuah tempat makan. Menghabiskan waktu hingga malam.

Motor yang di kendarai oleh driver ojek online itu melaju dengan kecepatan sedang. Suasana malam yang ramai dengan hembusan semilir angin menemani perjalanan ku menuju rumah.

Bapak driver itu tidak banyak bicara, kelihatannya beliau lelah. Dia hanya terfokus mengendarai motor, melihat jalanan di depannya.

Akupun ikut terdiam. Selama perjalanan naik motor menuju rumah. Entah mengapa, bukannya fokus pada jalan raya. Diriku malah melamun, pikiran ku seolah kosong. Kepala ku selalu menatap ke sisi kanan, hanya melihat ke arah sana saja.

Motor yang ku tumpangi melaju menembus jalanan. Aku masih melamun seperti itu.

Lamunan ku buyar, saat motor yang membawa ku tiba-tiba saja melaju dengan kecepatan tinggi. Sang bapak driver yang membawa motor tanpa aba-aba melaju kan kendaraan nya melewati perlintasan kereta yang sudah mengeluarkan suara sirine tanda Bahaya.

Palang tanda STOP yang sudah terbentang juga tidak di perhatikan oleh driver ojek online ini. Bukannya berhenti, malah melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Melewati palang kereta yang sudah mulai menutup ke bawah.

Kejadian itu terjadi begitu cepat. Di saat itu, aku mulai menyadari kalau motor yang ku tumpangi melaju di saat kereta sebentar lagi akan melintas. Bisa ku dengar suara kereta yang melaju dengan kecepatan tinggi setelah aku berhasil melewati perlintasan kereta itu.

Karena refleks, aku memukul pundak driver ojek online itu. Aku memukul nya cukup keras. Dengan suara tinggi aku mulai protes. "Pak, tadi itu bahaya. Harusnya bapak nunggu sampai kereta lewat, jangan main asal tancap gas gitu dong pak"

Anehnya, driver ojek online ini juga ikutan kaget. Dengan cepat, dia langsung menepikan motor sejenak. Lalu menengok ke arah ku.

"Maaf banget mbak, saya juga ga sadar main asal jalan saja. Maafin saya ya mbak" ujar driver itu padaku

Melihatnya yang kaget sama seperti ku, aku hanya mengangguk dan tidak berniat untuk marah-marah lagi.

Diriku tidak lagi melamun, rasa kaget akibat kejadian tadi membuat fokus ku kembali muncul.

Perjalanan dari Mall menuju rumah memakan waktu tiga puluh menit. Sebelum memberikan helm pada driver ojek online ini, aku memberikan sedikit uang lebih untuk sang bapak yang mengantar ku pulang. Melihatnya dengan wajah yang lelah membuat ku tidak tega.

"Terimakasih ya mbak. Maafin saya juga tadi sudah membuat mbak kaget. Tolong jangan di kasih bintang satu ya mbak" pinta bapak itu

Aku mengangguk. "Kalau bapak sudah lelah, sebaiknya bapak tidur jangan di teruskan pekerjaan nya"

Setelah itu aku masuk ke dalam rumah. Merebahkan diri di atas kasur empuk dalam kamar tidur ku.

Aku terbaring sembari menatap ke arah langit-langit rumah. Masih memikirkan kejadian yang menyeramkan, melewati palang perlintasan kereta api yang akan menutup.

Aku bingung kenapa diriku bisa melamun seperti itu.

Kalau mengingat areal rel perlintasan kereta api. Aku jadi ingat dengan satu sosok makhluk halus yang katanya mendiami tempat tersebut.

Indigo Stories 2Onde as histórias ganham vida. Descobre agora