1. Darmi.

16.4K 1.1K 227
                                    

Menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai hampir membuat ku muak. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan aku masih berdiam sendirian di ruangan kerja.

Tugas ku yang menghandle beberapa karyawan di bagian lain membuat ku memiliki tanggung jawab lebih.

Beberapa karyawan di bagian Finishing membuat beberapa kesalahan. Papercup yang harusnya selesai dan di kirim ke seluruh Customer pada hari ini malah mengalami kerusakan. Beberapa pekerja ada yang lalai sehingga membuat barang milik perusahaan rusak.

Mau tidak mau, aku sebagai penanggung jawab harus membereskan kekacauan ini.

Ketika karyawan lain tengah bersantai di rumah mereka masing-masing. Diriku malah terdampar di lantai tiga dalam sebuah gedung pabrik.

Rasanya cukup melelahkan, ingin sekali berteriak lalu menghamburkan semua kertas di depan meja yang membuat mata ku sakit. Tapi semua ku tahan demi tuntutan pekerjaan.

Beberapa kali sudah kubilang, lebih baik menyelesaikan pekerjaan ini di rumah saja. Tapi admin lain malah menyuruh ku untuk tetap bekerja di dalam kantor.

Rasa kantuk juga sudah mulai menyerang. Kemarin malam aku hanya tertidur selama tiga jam, Insomnia yang ku derita masih saja tidak hilang. Satu cangkir kopi latte dan satu gelas es kopi bahkan tidak membantu lebih.

Hari ini aku sangat lelah. Lelah otak, lelah pula seluruh badan, rasanya ingin segera pulang dan memeluk guling di atas kasur yang sangat empuk.

Mengetik beberapa file, menelepon beberapa pekerja yang kebagian jatah bekerja di Shift dua. Bertanya soal Papercup apa saja yang rusak dan apakah papercup tersebut masih bisa di gunakan.

Tak hanya berdiam di dalam kantor, beberapa kali juga aku mondar mandir dari lantai tiga menuju lantai satu dan dua. Memastikan apakah semuanya berjalan sesuai instruksi yang ada.

Sebenarnya di dalam gedung pabrik ada sebuah lift barang. Beberapa pekerja biasanya menggunakan lift tersebut untuk mencapai lantai dua dan tiga. Tapi aku tidak pernah menggunakan lift tersebut, sebab di sana ada sosok makhluk halus yang memiliki energi cukup negatif. Aku sudah pernah melihat wujudnya dan itu membuat ku sedikit takut. Dalam beberapa kejadian, sosok yang tinggal di dalam lift barang pernah membuat ku nyaris terjun dari sana. Makin membuat ku menjauh dari tempat tersebut.

Lebih baik menghindari beberapa tempat yang berpotensi membahayakan.

Aku berjalan kesana kemari layaknya Zombie, dengan mata yang setengah mengantuk dan langkah kaki yang lunglai aku terus bertanya tentang pekerjaan pada karyawan yang ada. Beberapa dari mereka menyuruh ku untuk istirahat sebentar, mungkin mereka juga merasa iba melihat keadaan ku yang cukup memprihatinkan. Yang terlihat sangat kusut akibat bekerja berlebihan.

Aku harus menyelesaikan pekerjaan ku secepatnya. Istirahat sejenak malah membuat ku merasa semakin mengantuk dan tidak fokus bekerja.

Berjalan bolak balik hingga masuk kembali ke ruangan kantor. Ning melihat ku dengan tatapan bingung, aku memang terlihat heboh sendiri berjalan kesana kemari.

"Lu mau ngapain, ampe kaya orang bingung gitu?" tanya Ning

"Menyelesaikan kerja" jawab ku

Aku cukup fokus saat itu, ocehan yang di keluarkan Ning tidak lagi ku perdulikan hingga membuat nya kesal sendiri. Sosok hantu wanita itu lebih memilih pergi, masuk ke dalam gudang dan bermain dengan Jongen. Bocah Belanda yang tinggal di dalam kantor ku.

Cukup lama aku berkutat dengan banyaknya pekerjaan, hingga akhirnya.

Di jam delapan malam semua pekerjaan ku akhirnya selesai. Perasaan senang akhirnya aku bisa pulang ke rumah. Aku bertepuk tangan sendiri, mengucapkan selamat pada diriku sendiri karena sudah berhasil menyelesaikan pekerjaan yang cukup sulit.

Indigo Stories 2Where stories live. Discover now