Seseorang yang datang!?

6.2K 113 9
                                    

VOTE DAN KOMENTAR YA!! BIAR RAJIN UPDATE!!

DITUNGGU DARI KALIAN...

SALAM MANIS SEBELUM MEMBACA!!

Ciuman yang sempat Rivanca berikan sungguh berpengaruh besar untuk Meera pikirkan saat ini. Ia tak bisa melupakannya begitu saja dengan mudah. Apalagi saat tahu cowok itu melakukannya dengan sangat lembut dan lebih hangat. Ciuman yang terasa tidak familiar pernah singgah dalam mimpi buruk itu. Bahkan saat Meera dalam keadaan masih sadar pun ciuman bibir Rivanca seakan bisa merubah sesuatu dari dirinya yang sebenarnya dalam sekejap dan ikut memabukkannya kapan saja disetiap kali kesempatan yang cowok itu lakukan seenaknya saja pada dirinya.

Meera seharusnya tak perlu terlalu kaget akan hal itu. Sebelumnya ia pernah dicium kasar oleh Sevan. Entah apa maksud cowok itu tapi yang jelas hal itu tentu saja membuat Meera merasa lebih malu lagi berada di depan geng para teman-teman cowok itu ketika Sevan dengan berani merampas ciumannya begitu saja Meera tak bisa menerimanya.
Jika dibandingkan dengan Sevan yang kasar saat mengambil bibirnya namun Rivanca lebih lembut dalam memberikan rasa hangatnya yang nyaman pada bibir kenyal Meera berwarna pink cerah. Ia pun semakin memanas dibuatnya lagi dan terus merasa lebih malu akan hal itu.

Tak biasanya Meera memikirkan cowok datar itu berhoodie kelam itu. Terlebih lagi perhatian yang cowok itu tunjukkan padanya membuat gadis itu tidak bisa tenang dengan pikirannya yang tak karuan dipenuhi oleh sosok gelap Rivanca, sejak cowok itu mulai mengkhawatirkannya. Lalu menyerahkan sebuah obat untuk dirinya yang masih sakit saat ini.

"Kenapa kamu lakukan hal itu?" gumam Meera di kamarnya sedang tiarap diatas ranjangnya sambil memeluk bantalnya lalu sesekali ia menyembunyikan wajahnya malu yang sudah memerah sejak terus teringat akan ciuman baru dari Rivanca dan sedikit mulai membandingkannya dengan Sevan yang berbeda tempo lalu tapi Meera tak bisa mengenyahkannya juga. Meera sudah terganggu akan teman cowok satunya itu.

"Aku gak suka ciuman mereka ihh!!" kesal Meera memaki dirinya sendiri. Lalu memukul-mukul bantalnya sebentar.

"Haaa... Katanya aku harus minum obat ini dari dia? Yang benar saja?! Kenapa juga aku akan menurutinya ishh?!" gumam Meera lagi begitu matanya melirik ke arah kantong kresek yang sempat diberikan oleh Rivanca sebelumnya sudah berada di atas nakas meja sampingnya.

"Gak! Aku nggak mau! Biarin aja aku tambah sakit daripada harus ketemu dia lagi sama teman-temannya itu mereka kan brengsek!!" dengus Meera lelah. Ia masih teringat Sevan yang kasar lalu, Gaztra yang terang-terangan bercumbu dengan cewek lain, Bahkan lebih parahnya Meera pernah berduaan bersama Rivanca dekat gudang sekolah saat olahraga. Meera tak suka perilaku mereka.

"Tapi kalau nggak minum... Apa nanti aku akan segera mati?" Meera sontak membuka lebar matanya seakan teringat akan sesuatu yang cukup mengerikan dengan akan bayangan samar-samar di dalam pikirannya yang mulai kalut melintas sekilas.

Ia mendadak khawatir kalau saja itu terjadi, apa benar Meera akan mati konyol karena halusinasi berat dari mimpinya itu, sejak terkena asap rokok yang pernah Rhea hisap akan membuatnya kembali berimajinasi tak normal layaknya orang sakit jiwa kehilangan bagian organ otaknya?

"Aku nggak mau mati dulu,,!!" Ia langsung menggelengkan kepalanya keras. Mengusir ingatan jeleknya yang kurang jelas itu cukup sedikit menghantuinya

"Terakhir mimpi buruk yang aku alamin lebih mengenaskan, dan mungkin itu cukup tragis kalau aku nggak bangunan-bangunan dari kesadaranku dengan cepat. Aku gak mau merasakan hal yang sama lagi saat terakhir kali aku jatuh sakit waktu itu, setelah begitu mendapat bermimpi aneh.... Aku gak yakin apa itu lebih nyata atau hanya imajinasiku saja yang suka gak benar memikirkannya,," Meera lalu duduk sambil mengeratkan pelukannya pada bantal mulai takut.

Bad The GengWhere stories live. Discover now