Janji Susu?!

4.4K 101 38
                                    

Happy reading!!

Semoga suka dan terhibur....

Harap maklum typos bertebaran!!

.
.
.

"Biar gue aja Vanca! Lo gak usah ikutan lanjut tidur aja sana entar Lo sakit kalau terus dipaksain,," ujar Enggar sedikit mencibirnya pelan. Rivanca dengan cepat menyembunyikan sapu itu sebelum bisa dirampas oleh temannya yang tak mau kalah ingin mencari perhatian dari gadis itu juga.

Rivanca kemudian tersenyum lebar seakan mengejek Enggar sebentar karena cowok itu tidak berhasil menarik perhatian Meera saat ingin membantunya.

Adhery hanya terpaksa berjalan malas sambil membawa tong sampah itu dari kelasnya keluar sana. Lalu Sevan yang ditahan oleh Gaztra agar tak mengejar cecunguk Regan dan Nathan yang telah memanfaatkan Meera tadi pada mereka sebagai temannya.

"Yaudah kamu bisa nyapu kan?" Meera terlihat meragukan cowok itu sebentar. Namun detik berikutnya, ia mulai ikut tersenyum kaku saat Rivanca langsung membalasnya dengan meangguk penuh yakin.

"Enggar kamu bantuin aku aja ya buat naik ke atas tangga,," ucap Meera kemudian, seketika senyuman Rivanca luntur dibuatnya.

"Siap nona sweety!!" jawab Enggar dengan semringah sambil melirik ke arah Rivanca yang menekuk wajahnya. Tentu saja gadis itu lebih mempercayakan cowok itu padanya. Atau paling tidak Adhery sih mungkin, tapi cowok itu sudah keluar lebih dulu dari kelasnya.

"Nyapu yang bersih Vanca! Awas Lo gak benar,," balas Enggar pada cowok itu sambil terkekeh puas.

"Meer..." panggil Rivanca tak terima saat gadis itu mulai beranjak ditemani Enggar yang kini memegang kardusnya lalu Meera menuju ke arah tangga berada ditengah dalam kelasnya.

"Ayo Enggar! Biar kita cepat selesai,," ucap Meera ketika Enggar saja masih ingin mengejek lebih lama Rivanca yang kini tengah menggeram kesal.

"Nih pelnya juga sekalian dong!!" Kaden membuyarkan singkat cowok itu yang masih menatap penuh tajam pada Enggar barusan.

Sapu yang sempat Rivanca pegang tadi tidak sengaja dia patahkan di tangannya saat sedikit terpancing emosi. Meera pun kembali menoleh sebentar ke arah laki-laki itu begitu mendengar suaranya.

Kretak!

"Kenapa?" tanya Meera agak bingung. Rivanca lantas berusaha untuk tetap terlihat baik didepan Meera agar cewek itu tak akan mencurigainya dirinya yang saat ini sedang marah dan lebih cemburu padanya.

"Enggak kok! Biar gue pel ini juga, tenang aja gue selesaikan kok!!" jawab Rivanca seketika langsung berubah kalem dengan memasang senyuman terbaiknya untuk Meera, yang mana sebelumnya lelaki itu sempat hampir saja ingin sekali membanting tongkat pel yang Kaden berikan padanya tanpa beban sama sekali dari teman sialannya itu yang sudah berlari meninggalkannya sebentar agar terlepas dari amukan Rivanca yang nyaris meledak, kapan lagi pikir Kaden mau mengerjainya, ketua geng yang menurutnya suka memerintah itu kini dengan senang hati mau ikut serta bekerja demi menanggung tugas mereka dari gadis itu.

"Bangsat!!" umpat batinnya kemudian setelah Meera benar-benar mengalihkan pandangannya ke arah lain. Rivanca merutuki Kaden yang sedang tertawa puas diluar sana begitu masih bisa terdengar masuk ditelinganya.

Rivanca terlihat pasrah kali ini. Dia yang ingin mengambilkan tangga tadi untuknya tidak jadi karena Meera sendiri yang menuju ke arah sana dibantu oleh Enggar yang cekatan. Meera malah menyuruh Rivanca untuk tetap melanjutkan keberhasilannya.

Walau sebenarnya Rivanca sangat mengantuk, tapi demi Meera Rivanca bisa menjadi lebih kuat agar Meera akan selalu tertarik padanya dan semakin puas dengan hasil jerih kerjanya. Demi harus mendapatkan pujian senang dari gadis itu. Ia ingin lebih mudah membuat Meera akan menyukainya juga daripada Meera terus menolaknya dan berakhir menganggapnya tak becus.

Bad The GengWhere stories live. Discover now