Menggigit manis.

3.6K 105 12
                                    

Buset yang baca banyak tapi yang vote gak seberapa. Plis lah dukung suara kalian kalau suka sama cerita ini. Komentar kalian juga penting buat aku....

Sesekali jangan lupakan tinggalkan jejaknya. Jangan jadi silent readers yaaa...

Harap maklum kalau typos bertebaran... Semoga suka dan terhibur!!!

"Kenapa Lo ninggalin gue?" tanya Rivanca pada gadis itu setelah dia baru sampai di meja kantin menemukannya.

Terlihat Meera sedang menyuapi Gaztra yang lagi makan karena cowok itu yang memintanya seakan ingin lebih bermanja ria. Terpaksa Meera harus mau menurutinya jika tidak ingin membuat Gaztra akan mengusiknya. Sevan sesekali juga mengambil tangan Meera untuk memberikan tissu padanya saat gadis itu melap bibir Sevan sebentar yang agak sedikit belepotan seperti bocah ingusan.

Enggar hanya bisa mendengus sebal memperhatikannya. Ia tak mau merepotkan Meera seperti dua barudak menyebalkan itu, kekanakan sekali, Enggar tak habis pikir merutukinya juga.

Meski sebenarnya Enggar juga sangat ingin Meera melakukan hal yang sama terhadapnya. Enggar yang hanya duduk tidak akan tinggal diam sembari sedikit membantu Meera ikut menyumpalkan penuh makanan dengan kasar ke dalam mulut Sevan. 

"Gak usah pake emosi sama dia. Lo juga biasanya dulu kalau dibangunin suka langsung nonjok muka orang tanpa liat siapa masih merem. Jadi kita nggak mau ganggu Lo pas lagi mimpi aneh sialan itu,," sahut Enggar kemudian menoleh pada Rivanca setelah mengalihkan pandangannya dari Meera dan duo sangklek orang itu pada temannya yang baru tiba.

"Apa Lo? Mau gue injak juga muka Lo biar rata jadi aspal hah?!" sengit Rivanca seketika. Ia langsung tak tahan melihat pemandangan akan tingkah kelakuan para temannya itu namun Meera seakan terlihat tak keberatan sama sekali dan bisa tersenyum lembut.

"Bercanda sialan!!" Enggar pun  sedikit terkejut melihat Rivanca yang sudah melotot tajam. Seakan ingin sekali memakan dirinya juga dibalik tatapan membunuh dari mata silet cowok itu tadi.

"Meera ikut gue!!" kata Rivanca pada gadis itu. Barulah Meera melihatnya meski sekilas tapi sempat hanya melirik enggan seakan lebih ingin mengabaikan kedatangan lelaki itu berhoodie itu.

"Enggak. Ngapain aku sama kamu?" Tolak gadis itu agak bingung sesaat, ketika Rivanca menyuruhnya harus untuk mengikuti cowok itu entah kemana.

Gaztra sudah selesai dengan makanannya. Ia malah menyuruh Rivanca untuk duduk lebih dulu bersama mereka sebentar. Namun sepertinya Rivanca juga memilih tak mempedulikannya. Ia lebih terfokus pada gadis itu. Begitu tahu, Gaztra hanya bisa mengendikan bahunya mulai acuh saat tak direspon.

"Kenapa? Penting banget gitu buat Lo harus bawa Meera juga?" cibir Sevan sedikit sinis. Melontar mulut pedasnya dengan komentar tajam pada Rivanca tak sabaran ingin sekali menyeret gadis itu dari hadapan mereka.

"Gue gak ada urusan ngomong sama Lo!!" Rivanca juga mendelik tajam. Sevan terdengar berdecak kasar.

"Kayaknya aku harus pergi dulu." ujar Meera sesaat kemudian.

"Ayo Meera ikut gue." Rivanca mulai tersenyum saat Meera akhirnya akan beranjak juga. Pikirnya gadis itu mau mengikutinya.

"Enggak! Aku mau ke toilet!!" elak gadis itu tanpa beban membuat Rivanca seketika menjadi sangat malu didepan para temannya itu kini mulai sedang menertawainya.

"Mampus Lo rasain!!" gumam Sevan pelan sambil tertawa puas saat Rivanca sudah ditolak mentah oleh Meera entah keberapa kalinya. Enggar juga ikut terkekeh geli disebelahnya sambil saling bertos ria. Gaztra tertarik sejenak dengan senyuman miring diwajahnya begitu mendengar Meera seakan enggan sekali bersama Rivanca walau sebentar saja.

Bad The GengWhere stories live. Discover now