Shit! Brother Love?!

6.3K 90 42
                                    

Happy reading!!

Semoga suka dan terhibur yaa...

Maafin aku jarang update karena sibuk.... Aku harap kalian masih ada yang mau menunggu notif dari cerita ini.

Jangan lupa VOTE DUKUNG dan Komentar yaa!! Biar aku tambah semangat buat lanjutinnya. Huhu kangen kalian juga dong aku!!

.
.
.


Rivanca tengah mengigit ibu jari-jarinya dengan penuh cemas dan tak tenang. Ia terus memikirkan gadis itu tanpa henti setiap saat sepanjang malam bahkan Rivanca tak bisa tidur untuk membayangkannya. Meera benar-benar merasuki jiwanya setelah puas dia bermain dengan tubuh gadis itu.

Rivanca sangat cemas, tentu saja khawatir dengan Meera setelah mengambil paksa hak miliknya tanpa izin langsung dari gadis itu ketika Meera belum sadar sepenuhnya. Rivanca tahu bahwa dirinya bajingan terburuk dan mungkin lebih brengsek dari siapapun diantara para temannya itu.

Tapi demi apapun sungguh Rivanca sudah tidak bisa menunggunya terlalu lama lagi atau Meera bisa saja akan berpaling ke lain hati dengan memilih berakhir dengan salah satu temannya yang juga menyukainya. Rivanca tak bisa membayangkan hal itu akan terjadi dalam hidupnya. Rivanca benar-benar sangat mencintai gadis itu. Rasanya baru pertama kali ia jatuh cinta setelah menjalani kehidupannya yang penuh membosankan.

Bagi Rivanca Meera sangat berbeda sekali. Meera berhasil membuatnya lebih kecanduan dari rasa mabuknya yang sering minum alkohol berlebihan.

Bisa dibilang Rivanca suka mabuk-mabukan tapi tidak pernah serius menginginkan seorang jalang dalam hidupnya. Walau pernah sekali dia melakukan blowjob dengan wanita penghibur lain memaksanya itu pun karena Sevan yang mengajak dan menyeret Rivanca yang selalu beralasan tak mau ikut bersama mereka dan tidak sadar saat itu hanya karena terus terbayang memikirkan betapa manisnya wajah Meera yang tak bisa dia miliki ketika ingin berusaha datang diam-diam menemui kembali ke tempatnya, namun selalu gagal Sevan tak akan membiarkannya waktu itu, padahal Rivanca sangat merindukannya walau setiap harinya bertemu dikelas yang sama. Tapi sikap Meera tak memberikannya sebuah kesempatan.

Hingga saat ini, Rivanca sudah berada di kamar apartemennya ia terlihat bingung dan agak frustasi sendiri sembari mengacak rambutnya yang tertutupi tudung hoodie-nya. "Sial! Sial! Gimana kalau Meera benci selamanya sama gue?!" umpat Rivanca seakan ingin memukuli dirinya sendiri namun dia cukup linglung. Dia juga sempat mengamuk sampai membuat seisi kamarnya ikut berantakan seperti kapal pecah.

"Nggak! Nggak mungkin! Kan dia sendiri yang minta anjing sialan!!" gumam Rivanca lirih seketika teringat Meera yang menuntunnya untuk melancarkan aksi bejatnya itu. Ia sedikit lelah sebentar dan terduduk diatas kasurnya sembari mengambil gulingnya. Kemudian kembali bergerak memukuli guling itu sebagai dirinya sendiri saat membayangkan dirinya yang telah bercinta dengan gadis itu. Jujur Rivanca benci dirinya sendiri ketika dia menjadi pengecut karena penolakan Meera terlalu menyedihkan untuk dirinya.

"Sa-sakit.... Jangan dilanjutin lagi!!" tangis gadis itu dengan penuh air mata yang menatap buram. Bahkan matanya dibuat terpejam erat ketika obat dari mulut Rivanca membungkam bibirnya.

"Anjing mati aja Lo bangsat! Arrgh!!" teriak Vanca kesal penuh emosi setelah menghempaskan kasar gulingnya yang sudah dia rusak ke sembarang arah. Terdiam sejenak menatap kosong. Lalu tertawa sendiri seperti orang gila yang dipenuhi sosok Meera juga tengah ikut tersenyum misterius padanya saat malam singkat itu. "hahaha..... Makasih sayang, hadiah berharga Lo udah jadi milik gue selamanya tenang gak akan pernah bisa gue dilupain!!"

"Hahh! Gue jadi kangen sama Lo lagi,," Rivanca sedikit terkekeh kecil sembari seakan memeluk dirinya sendiri dalam dekapannya yang dingin diatas ranjang ditemani gelap oleh bayangannya. Meera benar-benar berhasil menguasai pikirannya hingga membuat Rivanca merasa tidak sendirian di kamarnya ketika ia terdiam kembali untuk mengingat lebih dalam setiap sentuhanya pada gadis itu.

Bad The GengWhere stories live. Discover now