Olahraga Bersama?!

8.8K 95 3
                                    

VOTE AND KOMENT!!

Ditunggu dari kalian ya All....

Semoga suka dan terhibur!!

Sedangkan Meera mulai mengigit jarinya penuh gelisah, mengingat perkataan tajam Rhea sungguh membuatnya ketakutan setengah mati. Ia juga sempat mendengar Adhery yang lebih serius ngomong sempat berbicara cukup lama pada seorang dokter terapis psikologi gangguan jiwa mengenai keadaan geng Rhea tadi cukup parah. Sungguh Meera pun tidak ingin dirinya juga ikutan diseret paksa oleh suruhan cowok itu yang tak menyukainya.

"Meera mulai sekarang Lo harus pindah!!" ujar Adhery menatap dingin seketika setelah dia menjauhkan sebentar ponselnya sambil menatap gadis itu sedikit tajam.

"Pi-pindah kemana?" rasanya Meera sempat tercekat sesaat begitu kaget mendengar penuturan cowok itu  sedikit tajam. Sekaligus bingung apa maksud Adhery.

"Lo jangan seenaknya Dhery! Sebentar lagi kita mau lulus. Masa Meera pindah kesana kemari sih nyari sekolah baru lagi gitu?" Enggar menolaknya. Ia tidak setuju.

Rivanca sempat terkejut juga saat Adhery bilang gadis itu harus pindah. Tapi kemana? Rivanca ingin bertanya namun Enggar yang lebih dulu menyelanya.

"Lebih baik Meera pindah ke hati gue aja! Jangan mau dengarin dia,," Adhery mendengus begitu Enggar kembali berkata sambil seakan sempat menggoda gadis itu sebentar.

"Bukan. Maksud gue Meera pindah tempat duduk yang lebih baik daripada mejanya yang dulu penuh tulisan kotor sakit mata gue ngeliatnya,," ujar Adhery kemudian membuang napasnya. Meera mulai sedikit bernafas lega. Ia pikir Adhery akan serius mengusirnya juga dari sekolah bergengsi ini.

"Iya benar Meera gue lebih setuju yang Adhery bilang tadi,," kini Enggar berubah seketika saat tadi sebelumnya sempat mendelik tajam pada cowok itu lalu menyengir lebar ke arah Meera meangguk setuju.

Adhery hanya memutar jengah matanya. Lalu Enggar mulai terlihat menggiring Meera untuk beralih segera pindah ke tempat duduk bagian mereka. Cowok berkacamata itu masih melirik ke arah meja tempat duduk gadis itu dulu saat ia begitu baru menyadarinya selama ini Meera juga tertekan. Dasar geng Rhea, dia pantas mendapatkan balasan setimpal harus keluar dari sekolahnya. Adhery sedari dulu sering terganggu oleh para cewek gila itu yang selalu berisik. Untungnya Meera tidak ikutan juga sama seperti geng cewek itu sebelumnya karena cukup dekat dengan mereka para geng cewek itu.

Mulai sekarang ketenangannya akan lebih terasa damai tanpa ada lagi pengganggu onar dikelasnya ini. Setidaknya telah berkurang bagi cowok itu yang sedari dulu sudah jenuh melihat tingkah geng Rhea yang seenaknya.

"Meera duduk di sini ya..." Enggar lantas menyediakan bangku lain untuk gadis itu duduk di meja barunya gabung bersama kelompok mereka.

"Lo lihat tuh Meera baru aja dapat kursi ratu spesial dari geng Bangs para cowok-cowok itu."

"Iya pengen iri sih tapi gue takut harus melayani juga,,"

"Sialan emang nasib buruk dia jadi cewek budak pemuas..."

Meera dapat sedikit mendengar sekilas omongan pedas para siswi lain di kelasnya menatapnya penuh keki hati sambil bersidekap dada dengan sinis. Tapi ia tak mau ambil pusing. Meera harus memikirkan dirinya lebih dulu, bagaimana caranya agar bisa terlepas dari bayangan rasa sakit yang barusan dialami oleh geng Rhea tadi. Ia juga masih bingung namun segera teralihkan saat Sevan mengajaknya berbicara sebentar.

"Panggil gue Tepan." Ujar Sevan tiba-tiba menyalami tangan gadis itu membuat Meera sontak kaget sejenak mendongak ke arahnya.

"Jangan ganggu dia!!" desis Enggar langsung menepis tangan Sevan yang sempat memegang tangan gadis itu.

Bad The GengWhere stories live. Discover now