Usapan Bibirnya?!

1.3K 35 1
                                    

Sejak saat malam itu, Enggar dan Sevan kompak saling diam tak lagi berniat ingin mengganggu Meera seperti biasanya dulu suka mendempeti gadis itu setiap harinya. Sampai membuat gadis itu pun bingung dan tak enak akibat perilaku dari sang kakak yang terlalu berlebihan padanya agar Meera tak sembarangan lebih dekat dengan siapapun selain orang yang dia lebih percayakan. Beruntungnya Rivanca yang menjadi orang pilihan dari Bragas langsung untuk selalu menjaga Meera adiknya.

Dalam hati cowok itu Vanca akhirnya menang banyak, satu persatu parasit mulai menghilang dari sekitar gadisnya. Entah bagaimana Vanca bisa melupakan kesalahan dengan mudah begitu saja, dia lebih senang membayangkan setiap harinya hanya berduaan saja bersama Meera tanpa diganggu oleh siapapun lagi atau menghalanginya.

"Sayang kita makan yuk biar kamu gak sakit,," kata Vanca penuh perhatian menatap gadis itu.

"Ish Vanca aku bisa sendiri kok!!" elak Meera

"Kan kita udah pacaran!!" bentak Vanca sedikit kasar.

"Kata siapa sih?!" desis Meera kesal.

"Abang Lo yang nyerahin Lo sama gue!!" tekan Vanca hampir emosi setiap kali Meera ingin menolaknya.

"Enggak ah! Tepan, Enggar tolongin aku dong!!" Meera memanggil kedua cowok itu yang sengaja memilih duduk sedikit berjauhan darinya bahkan Sevan dan Enggar sempat menggeser duduknya.

"Pliss Meera. Lo turutin aja apa kata Vanca! Gue gak mau kena sial dulu dari Abang Lo entar,," sahut Enggar berkata pelan.

"Jahat banget Lo sama baby girl,," delik Sevan pada Enggar yang agak tersentak sebentar.

"Lo lupa? Vanca bisa aja ngelaporin kita yang aneh-aneh ke Abangnya Meera. Mati dah kita kalau sampai ketahuan dulu pernah anu--?!" Sevan pun langsung membekap mulut Enggar sebelum sempat selesai mengatakannya.

"Bangsat! Diem deh! Baru Anakconda belum lagi bapakconda, Ibuconda. Argh! Tau ah kesal gue ck, belum jadian sama baby girl kita udah kalah duluan gara-gara Vanca yang terpilih sama bos Tiger sialan itu!!" gumam Sevan balas berbisik dengan Enggar yang saling pura-pura main game padahal lagi asik bergosip kecil.

"Maksud lo Anaconda itu Abangnya Meera ya?" Kaden mulai ikut nimbrung dalam percakapan mereka.

"Berisik goblok! Lo kalau ngomong hati-hati dah!!" sengit Sevan langsung tak santai sedikit panik dibuat oleh cengiran Kaden.

Meera sudah pasrah hari demi hari Vanca semakin menempelinya dan enggan mau berpisah dengannya. Cowok itu kerap sekali memaksa Meera untuk terus berada didekatnya dengan alasan perintah dari sang kakaknya sendiri yang pernah mengancam nyawa Vanca. Meera merasa tidak enak pada cowok itu juga, namun ia pun terus terbebani dengan tingkah Vanca yang seenaknya tak membiarkan orang lain ingin berteman dengannya.

Padahal Meera sedikit merindukan kebersamaan Enggar dan Sevan yang sering menghiburnya dengan kelucuan konyol mereka. Tapi kali ini kedua cowok itu lebih memilih menjaga jarak darinya entah karena Vanca melarangnya atau tekanan dari Bragas waktu itu.

Terlihat sekali Adhery juga tak mau menyapa gadis itu. Kalau ditanya sudah move on? Jelas Adhery sudah melakukannya. Terlebih ia tak mau berurusan dengan Bragas nantinya. Kaden seperti biasa cuek saja namun lebih menganggap tak saling kenal karena ia tak ingin juga terlibat dalam hal apapun mengenai Meera jika terjadi sesuatu pada gadis itu.

"Meera makan dulu. Biar gue suapin Lo nya,," ujar Vanca begitu memaksa gadis itu untuk segera makan karena Meera sedari tadi terlihat diam cukup lama.

Biasanya Vanca yang selalu bermanja ria meminta Meera untuk memberikan perhatiannya pada cowok itu, namun sekarang Vanca sendiri yang ingin memanjakan gadis itu agar tak lagi merasa bosan padanya. Vanca juga berusaha untuk membuat Meera bahagia besamanya juga.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Feb 17 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Bad The GengHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin