Hubungan sesuatu?!

2.6K 98 30
                                    

Happy reading!!

Sorry typos bertebaran.....

Semoga suka dan terhibur.....

.
.
.

Seperti biasanya Meera akan datang ke tempat markas geng para cowok itu untuk meningkatkan latihan fisiknya. Dibantu oleh Enggar dan Sevan yang selalu setia menemaninya diwaktu senggang bersantai mereka. Kadang-kadang Gaztra pun ikut turun tangan langsung saat mengajarkan Meera beberapa gerakan yang cukup sulit seperti merenggangkan beban tubuh Meera agar semakin lentur dalam bergerak aktif.

"Gue capek njirr,," keluh Enggar sebentar mengelap keringatnya.

"Iya Meer lo kok rajin banget perasaan ini lebih lama apa cuma gue ya mau pingsan bentar?" ujar Sevan yang sudah terbaring menelantangkan tubuhnya diatas lantai tanpa peduli akan kotor. Enggar juga duduk disebelah sambil selonjoran disamping Sevan lalu menatap Meera yang masih tetap berdiri kuat dengan melakukan sisa gaya senamnya.

"Kalian gak papa kok kalau mau istirahat. Aku tetap lanjutin bentar lagi hampir selesai." balas Meera melirik ke bawah mereka.

Sedangkan Rivanca cowok itu berusaha untuk tetap fokus berolahraga dengan barbelnya yang cukup berat. Ia tak ingin berhenti juga sebelum gadis itu akan selesai. Tidak seperti Enggar dan Sevan kedua temannya sudah tidak sanggup lagi untuk terus bergerak seperti Meera yang lebih bersemangat demi menjaga penting kesehatannya.

Adhery lelaki itu diikuti oleh Kaden ke ruang OSIS beberapa saat yang lalu sudah keluar tidak ada disini. Mungkin urusannya sedikit mendesak cowok berkacamata itu hingga Adhery harus menanganinya bersama anggota lainnya.

"Shit! Gue ditelpon!!" decak Sevan saat ponselnya berdering. Cowok itu segera membangunkan tubuhnya begitu melihat nama yang tertera di balik layar benda pipih itu.

"Gue pulang dulu ya Meer... Enggar terpaksa harus gue bawa dulu,," pamit Sevan sebelum akan beranjak.

"Apa sih Lo?!" sela Enggar sedikit terkejut ditarik paksa oleh Sevan yang hendak bergegas untuk mengikutinya.

"I-iya kalian duluan aja, mungkin ini juga sudah waktunya harus pada pulang kali ya,," ujar Meera berhenti sebentar untuk menjawabnya agak bingung.

"Jangan kelamaan mainnya,," kata Sevan sembari mengecup singkat sebelah pipi Meera sebentar.

"Gue juga mau cium Meera." protes Enggar yang tak kebagian.

"Gak usah! Ayo Gar! Lo mau nih gue tinggal terus pulangnya ngesot?!" Ancam Sevan sambil menunjukkan kunci mobil Enggar di tangannya. Sevan sudah merampasnya lebih dulu sejak berangkat sekolah hingga akan pulang kuncinya Sevan yang memegangnya.

"Meera tahan gue dong." pinta Enggar seakan merengek manja tak mau diajak oleh temannya yang suka memaksa seperti Sevan. Tangan Enggar pun juga menarik tangan Meera seolah gadis itu yang akan menahannya.

"Cepetan goblok!!" decak Sevan kasar sembari menarik kerah baju kaos Enggar yang hampir saja dibuat robek.

"Hati-hati dijalan ya kalian berdua..." Meera hanya membalasnya dengan senyuman kecil lalu terkekeh kecil. Melihat Enggar seperti anak kecil yang tak ingin berpisah dengan ibunya. Pegangan tangan Enggar harus terlepas saat Sevan tak ingin membiarkannya lebih lama terus menarik kaos baju Enggar sampai Enggar terpaksa mengalah dibawa oleh Sevan untuk segera pergi bersama temannya itu.

Setelah kedua cowok itu menghilang dibalik pintu yang sudah tertutup, Meera seketika tiba-tiba teringat kembali dengan ingatannya serta raungan suara Rhea yang masih menghantuinya. Ia pikir hidupnya akan bisa lebih tenang tapi bagaimana jika Rhea selalu menunggunya untuk menyusul cewek itu juga?! Sial! Meera tidak mau terjadi sesuatu pada dirinya. Ia tak mau hidupnya akan kacau seperti Rhea yang benar-benar gila. Masih Meera ingat dengan jelas bagaimana kondisi Rhea saat itu untuk terakhir kalinya. Sungguh menyedihkan bahkan Rhea juga sempat mengutuknya karena telah ingkar janji padanya. Meera tentu saja ingat tentang hal itu. Dia juga salah, ingin benar-benar segera terlepas dari Rhea tapi malah semakin terikat oleh perkataan cewek itu.

Bad The GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang