CHAPTER 5

42.6K 1.4K 8
                                    

Maaf telat update :(
Jangan lupa tekan vote & komen 💐

Maaf telat update :(Jangan lupa tekan vote & komen 💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kak Geo! Akhirnya pulang!” pekik Camela. Gadis itu menghempaskan sang pelayan lalu berlari menghampiri pujaan hatinya. Pelayan yang terjatuh segera dibantu oleh pelayan lain. Saat ini kondisinya benar-benar mengenaskan.

Camela merentangkan tangan hendak memeluk laki-laki itu tetapi terhenti. Tangan Camela langsung ditepis kuat. Geogra memijit pelipisnya, merasa pusing sekaligus geram dengan tingkah Camela. Gadis itu sangat menjengkelkan.

Alis Geogra menukik tajam. Dia menatap Camela dengan ekspresi seolah bertanya apa yang Camela lakukan di sini.

“Aku ingin bertemu Kak Geo!” Camela tersenyum girang. Para pelayan yang melihat tingkah Camela hanya bisa menghela napas. Lihat, ekspresi itu hanya akan ditunjukkan saat ada Geogra. Berbeda ketika tuan muda tidak ada. Ekspresinya berubah drastis.

Laki-laki di hadapan Camela mendengus. Dia melangkah melewati Camela begitu saja. Menghampiri pelayan yang tengah berdiri tertatih. Pelayan yang ada di sana seketika menunduk takut.

“Bereskan.” Geogra menatap sekilas pada pelayan itu. Mendengar perintah dari tuan mudanya, pelayan langsung mengangguk, mulai beranjak membereskan kekacauan yang telah Camela perbuat.

“Mama menitipkan salam untuk Kak Geo, lho!” Ucapan Camela berhasil membuat Geogra menoleh. Dengan tangan melipat di dada, Geogra menatap Camela dengan sinis.

“Apa hanya itu yang bisa kau lakukan?” tanyanya.

Camela mengernyit. “Maksud, Kakak?”

Laki-laki itu berdecih. Lucu sekali, gadis ini bodoh apa bagaimana?

Camela hendak membuka mulut kembali tetapi tertahan saat seseorang datang. Camela yakini orang itu merupakan bodyguard keluarga Zergant.

Sebelum Camela diseret dengan paksa. Geogra berbalik dengan mengatakan beberapa kalimat yang cukup membuat Camela tertegun.

“Jangan pernah berpikir untuk menginjakkan kaki di mansion-ku.”

Kemudian Geogra melanjutkan langkah kaki, menaiki tangga. Seakan tersadar, Camela memberontak kuat. Raut mukanya terlihat kecewa dan sedih bersamaan. Sebegitu tak sukakah Geogra pada dirinya?

“Kak Geo! Tunggu! Kapan Kakak mau melihatku?” teriak Camela. Air mata perlahan menetes membasahi pipi. Bukannya merasa kasihan, para pelayan memilih untuk pergi dari sana. Tak mau kena semprot gadis itu.

“Kapan Kakak mau membuka hati untukku?”

“Sedari kecil, kita selalu bersama! Apakah Kakak tidak ada sedikit pun rasa sayang pada Camela?” tanya Camela terisak. Bodyguard yang berada di sampingnya tak menampilkan ekspresi apa pun. Dia hanya berdiri tegak, menunggu Camela. Jika Camela berbuat macam-macam, maka dengan terpaksa ia menyeret paksa gadis itu untuk keluar.

GEOGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang