CHAPTER 17

34K 1.2K 18
                                    

"Zey hanya ingin Nenek sembuh dan terbebas dari rasa sakitnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Zey hanya ingin Nenek sembuh dan terbebas dari rasa sakitnya. Zey tidak punya cukup uang untuk membiayai pengobatan Nenek."

"Sebagai balasannya, Zey akan bekerja untuk membantu Tuan dan Nyonya. Hanya itu yang Zey inginkan. Apakah Tuan dan Nyonya tidak keberatan?"

***

Usai mengatakan kalimat yang berisi sebuah permintaan tersebut. Mulai perdebatan antara sang cucu dan neneknya di hadapan pasangan suami istri itu.

Nenek Sura menolak dengan tegas, ia tidak mungkin menyetujui permintaan Zeyra yang terdengar melantur. Bagaimana bisa ia membiarkan cucunya bekerja.

Sedangkan Zeyra yang sangat keras kepala, merengek nyaris menangis. Ia tidak punya pilihan lain. Ia tidak mungkin membiarkan neneknya terus-terusan menderita karena penyakitnya.

Walaupun Nenek Sura berulangkali mengatakan bahwa dirinya masih bisa mencari uang tetapi dengan kondisinya yang semakin memburuk dan fisiknya yang lemah mana mungkin Zeyra membiarkannya begitu saja.

Hanya Zeyra harapan satu-satunya. Gadis remaja itu rela melakukan apapun demi sang nenek. Ia tetap bersikukuh pada pendiriannya. Satu tujuan hidup Zeyra, yaitu melihat sang nenek sehat seperti sedia kala.

Perdebatan masih terus berlangsung, di antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Sura menghela napas melihat Zeyra menangis tersedu-sedu dan memohon. Ia sangat menyayangi Zeyra. Tetapi ia sungguh tak tega membiarkan gadis itu untuk bekerja.

Padahal Arkielga dan Rashelyna sudah mengatakan bahwa Zeyra tidak bekerja pun mereka akan tetap bertanggung jawab membiayai segala kebutuhan hidupnya termasuk pengobatan Nenek Sura. Akan tetapi, mereka menolak dengan alasan merasa tidak enak.

Arkielga mengabaikan mereka dan memilih mendekap Rashelyna sembari mengelus perut istrinya. Rashelyna sendiri ikut sedih melihat Zeyra. Gadis itu benar-benar memiliki tekad yang kuat dan berjuang demi kesembuhan neneknya.

"Baiklah, Nenek mengizinkanmu. Tetapi, jika Nenek sudah sembuh. Kau berhenti bekerja, ya?" putus Sura pada akhirnya ia mengalah.

Mata Zeyra mengerjap, ia berbinar cerah. "Benarkah?" Sura mengangguk dan Zeyra langsung menghambur ke dalam pelukan neneknya. "Terima kasih, Nenek. Terima kasih! Zey sayang Nenek. Kalau tidak mau Zey bekerja, Nenek harus cepat sembuh!"

Sura terkekeh mengusap rambut Zeyra. Ya, itulah keputusan mereka yang telah disepakati. Arkielga mengabulkan permintaan Zeyra. Pria itu langsung memberi titah pada Zidan—Sang Tangan Kanan yang sudah mengabdi bertahun-tahun padanya untuk mengurus segala keperluan mereka.

Atas perintah Arkielga yang tidak bisa dibantah, mereka berdua kini akan pindah ke kediaman Nyonya Rashel. Ya, mereka belum tahu siapa sebenarnya Tuan dan Nyonya Rashel.

GEOGRAWhere stories live. Discover now