CHAPTER 46

27.3K 1.5K 253
                                    

"Bagaimana, Sayang? Apa kau senang sekarang?" Viesa duduk di samping ranjang Camela

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana, Sayang? Apa kau senang sekarang?" Viesa duduk di samping ranjang Camela. Dia tersenyum kecil melihat anggukkan antusias dari putrinya.

"Sangaaaaat senang, Mom. Akhirnya Camela akan segera bertunangan dengan Kak Geo," jawab Camela, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum lebar hingga deretan gigi putihnya terlihat. "Terima kasih, Mom. Ini semua berkatmu."

Viesa terkejut saat Camela tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat. Dia menggelengkan kepala sembari mengusap puncak kepala putrinya. Viesa sangat menyayangi Camela, putri satu-satunya. Apapun akan ia lakukan agar putrinya bahagia.

"Sama-sama, Nak."

Camela memejamkan mata dengan senyuman yang masih tercetak jelas di wajahnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa dia amat sangat senang. Keputusan Geogra benar-benar membuatnya sebahagia ini. Jantung Camela berdebar-debar. Tidak sabar menunggu hari pertunangannya.

Gadis itu menguraikan pelukan. "Mom, apa Tante Rashel akan percaya padaku?" tanyanya.

"Tentu saja. Kau tidak perlu khawatir. Rashelyna pasti akan percaya padamu. Lagipula Rashelyna sudah lama mengenalmu dibanding gadis yang entah dari mana asalnya itu. Mom yakin, Rashelyna akan berada dipihakmu," jelas Viesa.

"Tapi bagaimana jika dia mengatakan kebenarannya pada Tante Rashel, Mom? Bagaimana jika Tante Rashel lebih mempercayainya?"

Viesa terkekeh melihat raut cemas putrinya. "Tidak akan. Percaya padaku." Kemudian wanita itu meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Ia mengotak-atik benda tersebut sebelum menunjukkan sesuatu pada Camela. "Sekarang bukankah seharusnya kau tidak perlu cemas lagi?"

Kening Camela mengernyit, ia menyipitkan mata. Menatap rekaman video di layar ponsel milik sang ibu. "Apakah itu Zeyra, Mom?" Camela seketika berbinar mendapat anggukan dari Viesa.

Di dalam rekaman tersebut menampilkan sosok Zeyra yang tengah berdiri di atas pagar pembatas jembatan disertai orang-orang yang berkerumun. Penampilan Zeyra yang terlihat lusuh dan berantakan itu seketika membuat keduanya tertawa.

"Astaga, Mom. Bagaimana bisa?"

"Ya, pada dasarnya memang gadis bodoh," balas Viesa. Dia segera memasukkan kembali ponselnya saat mendengar pintu dibuka, Erdan memasuki ruangan.

"Apa yang kalian bicarakan hingga terlihat serius begitu?" tanyanya.

"Tidak, Sayang. Hanya saja putri kecil kita sepertinya sudah tidak sabar bertunangan dengan lelaki pujaan hatinya." Viesa berdiri, menghampiri Erdan. Dia tersenyum kecil dibalas senyum manis pria itu.

"Benarkah?" Erdan memasang ekspresi cemberut, seolah tidak suka. "Jadi putriku sudah berpaling pada laki-laki lain selain ayah, hm?"

"Ya ampun. Apa Ayah cemburu?" ujar Camela tertawa geli. Gadis itu merentangkan tangan yang langsung disambut oleh sang ayah. "Walaupun begitu, Ayah adalah orang yang paling aku sayangi. Camela tidak akan pernah melupakan Ayah. Ayah tenang saja."

GEOGRAWhere stories live. Discover now