CHAPTER 16

33.5K 1.3K 9
                                    

Setelah kejadian di taman yang mengakibatkan tangan Zeyra terluka parah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kejadian di taman yang mengakibatkan tangan Zeyra terluka parah. Gadis itu segera dilarikan ke rumah sakit dengan dikawal beberapa pria berbadan kekar yang ia yakini merupakan bodyguard.

Kain yang membalut telapak tangannya tak mampu menghentikan darah yang terus-menerus mengucur. Kain yang tadinya putih menjadi berwarna merah.

Bibir gadis itu sudah terlihat pucat. Zeyra merasa pusing di kepala, tubuhnya sangat lemas. Tangan yang terluka masih terasa berdenyut nyeri. Bahkan Zeyra tak kuasa menahan rasa sakitnya.

Sesampainya di rumah sakit, Zeyra segera ditangani. Telapak tangannya yang terluka mendapat beberapa jahitan karena pisau tersebut menekan terlalu dalam membuat telapak tangannya robek. Dokter mengatakan bahwa dirinya perlu dirawat inap sekitar dua hari untuk memastikan kondisi tangannya.

Kini Zeyra tengah berbaring di atas ranjang yang sangat empuk dan nyaman. Ruangan yang ia tempati begitu luas. Bahkan ada sofa dan juga televisi. Sangat berbeda saat dulu neneknya dirawat di rumah sakit. Hanya satu brankar dan meja kecil, lalu ditutupi tirai yang menjadi penyekat antara brankar pasien lainnya.

Bunyi knop pintu yang didorong masuk bersamaan dengan kedatangan pasangan suami istri tersebut mengalihkan perhatian Zeyra.

Rashelyna membulatkan mata melihat Zeyra yang sedang kesusahan berusaha untuk bangun. Lantas ia pun buru-buru menghampiri gadis itu membantunya untuk duduk.

"Terima kasih, Nyonya." Zeyra melihat keadaan Nyonya Rashel yang baik-baik saja membuatnya bernapas lega. "Apa Nyonya baik-baik saja?"

"Tidak perlu sungkan. Aku tidak apa-apa." Rashelyna tersenyum. Ia memegang lengan Zeyra dengan lembut. "Apa kau membutuhkan sesuatu?"

"Ehm, tidak, Nyonya. Maafkan Zey karena telah merepotkan Nyonya. Zey sangat berterima kasih pada Tuan dan Nyonya telah membawa Zey ke rumah sakit." Zeyra menunduk sopan.

"Zey akan melakukan apapun untuk membalas kebaikan Tuan dan Nyonya. Zey berjanji akan mengganti biaya pengobatan rumah sakit."

Rashelyna membeku, ia menoleh ke arah sang suami menatapnya sendu. Arkielga tersenyum tipis, menarik Rashelyna ke dalam dekapannya.

"Kami yang seharusnya mengucapkan kalimat itu," ucap Arkielga. Dia berkata tanpa ekspresi. "Kau tidak perlu khawatir soal biaya."

Zeyra mendongak, melihat dengan jelas  wajah suami Nyonya Rashel. Zeyra meringis dalam hati saat pria itu menatapnya datar dan dingin. Seperti mengingatkan dirinya pada seseorang. Tetapi siapa?

"Kau telah menyelamatkan istriku beserta calon bayi kami."

"Eh? B-bayi?" tanya Zeyra, terkejut sekaligus bingung. Jadi, Nyonya Rashel tengah hamil?

Rashelyna tersenyum manis. "Iya, di sini calon bayiku," ujarnya sembari mengelus perut yang masih terlihat rata.

"Kami." Arkielga mengoreksi. Menatap tajam istrinya.

GEOGRAWhere stories live. Discover now