CHAPTER 21

35.7K 1.4K 33
                                    

Suara bising deru motor berdengung di telinga seorang perempuan yang kini tengah menatap arena balapan dengan gemetaran

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Suara bising deru motor berdengung di telinga seorang perempuan yang kini tengah menatap arena balapan dengan gemetaran. Dia semakin mengeratkan kardigan yang melekat di tubuhnya. Zeyra menundukkan kepala, ia memilin jari-jari mungilnya ketika dirinya menjadi pusat perhatian.

Gadis itu berada di tengah-tengah kerumunan. Orang-orang menatap penasaran ke arahnya. Sebab, Zeyra tak hanya seorang diri. Melainkan ia datang bersama Geogra.

Laki-laki itu yang menyuruhnya untuk bersiap lalu mengajaknya kemari. Bukan, lebih tepatnya memaksa. Zeyra baru menyadari mengapa dirinya dibawa kemari. Ternyata kejutan yang dimaksud Geogra adalah ketika dirinya dijadikan bahan taruhan oleh laki-laki itu.

“Angkat wajahmu,” bisik Geogra.

Zeyra meneguk ludah. Perlahan ia mengangkat wajah, lalu bisa melihat tatapan serta bisikan orang-orang yang mengarah padanya. Gadis itu rasanya ingin menangis saja.

“Jangan hiraukan mereka.” Geogra menarik lengan Zeyra agar mendekat. Sebelah tangannya melingkar di pinggang gadis itu membuat Zeyra tersentak.

“T-tuan---”

Ucapan Zeyra terhenti ketika melihat seseorang memakai jaket hitam yang sedang mengendarai motor menghampiri mereka. Orang itu langsung turun begitu melihat kedua manusia di hadapannya.

Sosok berperawakan tinggi itu melepaskan helm, menampilkan wajahnya yang begitu rupawan. Zeyra sempat mematung saat pria itu menatap ke arahnya dari atas sampai bawah seperti sedang menilai sesuatu.

“Oh, lihat. Apa kau mempermainkanku, Geogra?” tanya Ravion, menaikkan sebelah alis.

Ravion mendekat ke arah mereka berdua, lebih tepatnya kepada Zeyra. Tangan kekar pria itu terangkat menyentuh dagu Zeyra. Ia mengerutkan kening, menatap wajah Zeyra dari dekat.

Zeyra merasa sakit hati diperlakukan seperti ini oleh laki-laki berengsek seperti Geogra. Dia tega membuat Zeyra yang tidak tahu apa-apa dijadikan bahan taruhan. Dengan segera, Zeyra memalingkan muka membuat tangan Ravion terlepas. Sudut bibir pria itu tertarik.

Geogra menyeringai. Ia melepas lengan yang melingkar di pinggang Zeyra. Lelaki itu hendak beranjak menuju motor untuknya balapan, tetapi tarikan di ujung jaketnya membuat Geogra terhenti.

Ia menoleh melihat tatapan Zeyra yang terlihat memelas.

“Tuan, Zey mau pulang...” cicitnya, menahan isak tangis. Bisa saja gadis itu melawan lalu segera pergi dan kabur. Tetapi, entah mengapa, Zeyra merasa tubuhnya sedang tidak baik-baik saja. Dia merasa kedinginan beserta kepalanya yang memberat.

GEOGRAМесто, где живут истории. Откройте их для себя