CHAPTER 54

25.1K 1.5K 93
                                    

Di balik jeruji besi, seorang gadis tengah meringkuk dengan pakaian lusuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di balik jeruji besi, seorang gadis tengah meringkuk dengan pakaian lusuh. Rambut panjangnya menutupi seluruh wajah. Dia memeluk lutut dengan tubuh gemetaran. Bibirnya bergetar menahan isak tangis.

"Kenapa kau menangis?" tanya seorang wanita paruh baya yang sedari tadi menatap heran ke arah Camela.

"Pasti dia sedang menyesali perbuatannya," timpal seorang gadis di samping wanita paruh baya itu. Dia menatap penampilan Camela dari atas sampai bawah lantas berdecih tak suka.

Camela menghentikan tangisnya sejenak saat mendengar bisikan-bisikan itu. Dia semakin menelungkupkan wajah. Membiarkan mereka mengejek dirinya sepuasnya. Saat ini Camela tidak punya tenaga untuk membalas mereka semua.

Hingga suara petugas menginterupsi mereka, Camela mendongak sejenak. Dia berdiri ketika petugas tersebut menyuruhnya untuk mengikutinya.

Camela melangkah sembari terus diawasi oleh petugas. Dia tidak tahu ke mana petugas tersebut akan membawanya. Namun dalam benaknya ia berpikir mungkinkah sang ayah yang akan membebaskan dirinya dari tempat terkutuk itu. Wajah Camela seketika berbinar cerah saat manik matanya menemukan sosok wanita yang tak lain adalah ibunya.

Viesa berdiri di depan sana sembari menangis saat melihat sang anak.

"Camela!" panggil Viesa.

Air mata bercucuran membasahi wajah Camela. Gadis itu sedikit berlari, menubruk Viesa yang sedang mengulurkan tangan. Dipeluk erat tubuh sang ibu, dia mengeluarkan tangisnya.

"Mom, tolong keluarkan aku dari tempat itu, Mom... Aku tidak mau di sana. Aku ingin pulang..." lirih Camela, terisak kuat.

Viesa memeluk erat putrinya. Dia juga sangat sedih melihat Camela masuk penjara. Tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Kekuasaan Zergant memang tidak bisa diremehkan. Viesa sampai memohon-mohon pada mereka untuk membebaskan Camela. Namun semua usahanya sia-sia. Arkielga sudah memutus komunikasi Viesa dengan Rashelyna. Wanita itu sudah tidak bisa lagi ditemui.

Bahkan Erdan pun sudah tidak peduli lagi pada mereka. Pria itu amat sangat marah melihat kelakuan istri dan anaknya. Akibatnya perusahaan yang susah payah Erdan bangun ikut terkena imbasnya. Para kolega bisnis tiba-tiba memutuskan kerja sama. Perusahaan Erdan terancam bangkrut.

Semuanya menjadi kacau.

"Maafkan Mommy, Nak," ucap Viesa, mengusap punggung Camela yang bergetar. Wanita itu mengusap air mata, tidak kuasa melihat putrinya menangis tersedu-sedu.

"Bawa aku pulang, Mom. Aku tidak mau berada di sini. Mereka selalu menertawai dan mengejekku!" ujar Camela histeris. "Mom datang karena ingin menjemputku, kan?" tanya Camela, berharap.

Viesa menatap sendu, kepalanya menggeleng pelan membuat Camela mengerutkan kening.

"Di mana ayah? Ayah dan Mom pasti datang untuk menjemputku, kan? Kalian akan membebaskanku, kan? Kalau begitu ayo!" ajak Camela, menarik tangan Viesa tetapi ditahan oleh wanita itu.

GEOGRAWhere stories live. Discover now