CHAPTER 14

32.1K 1.1K 4
                                    

Geogra up lagiii

Tekan vote dan komen sebanyak-banyaknya💐



Happy reading!

"Kau tidak becus, cepat bersihkan ini!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kau tidak becus, cepat bersihkan ini!"

"Masih kotor!"

"Ya, di sana. Taruh itu."

"Berani membantah?"

"Suruh siapa duduk?"

"Sampai kapan kau berdiri di sana?"

"Cepat kemari!"

"Buatkan aku minum."

"Aku lapar!"

"Bodoh!"

Telinga Zeyra rasanya ingin pecah mendengar suara Geogra yang terus menerus memerintah. Tak membiarkan Zeyra istirahat sama sekali.

Tubuh Zeyra ambruk, dia benar-benar kelelahan. Tak sanggup lagi untuk berdiri. Napasnya terengah-engah. Keringat membanjiri seluruh wajah. Geogra sungguh manusia kejam.

Bisa-bisanya laki-laki itu hanya duduk santai di sofa, memperhatikan dengan lekat gerak-geriknya sembari menikmati camilan yang Zeyra beli memakai uang sakunya. Sedangkan Zeyra bolak-balik melakukan segala perintah Geogra.

Mulai dari membereskan dan membersihkan tempat keramat ini. Di Rooftop alias markas Geogra. Mengangkat meja dan kursi hingga berjejer rapi. Membeli camilan memakai uang saku Zeyra. Membuatkan makanan dan minuman. Semuanya Zeyra lakukan atas perintah Geogra.

Mau menolak dan membantah? Sebelum mengatakan itu, laki-laki itu sudah menghunuskan tatapan tajamnya lebih dulu. Nyali Zeyra seketika menciut. Ancaman Geogra tak main main. Zeyra tak mau terjadi sesuatu kepada orang terdekatnya. Hanya satu orang yang terlintas dalam benaknya. Nenek.

Zeyra menangkap sepasang sepatu tepat di depan wajah. Dia meneguk ludah. Memejamkan mata. Berusaha mengatur deru napasnya.

Kemudian gadis itu memberanikan diri mendongak, menatap langsung sang tuan kejamnya. "Tuan," lirih Zeyra.

Raut muka Geogra datar dan dingin. Dia tak peduli dengan keadaan gadis itu. Menatap Zeyra yang sedang menunduk di bawahnya. Ya, ini yang dia mau. Gadis itu harus tunduk di bawah kuasanya.

"Bangun."

Zeyra menggigit bibir, merasa kesal dengan sosok itu. Tidakkah ia lihat bahwa dirinya tengah kelelahan? Zeyra memaksa tubuh lemasnya untuk berdiri menghadap Geogra.

"Ya, Tuan?" Zeyra berucap tenang, namun kedua tangan mungil yang berada di sisi tubuhnya mengepal kuat.

"Lelah?" tanya Geogra, satu alisnya terangkat. Kepala Zeyra bergerak, mengangguk kecil. Geogra menyeringai membuat Zeyra menatap waspada. "Bagus. Sekarang—"

GEOGRAWhere stories live. Discover now