CHAPTER 38

34K 1.5K 46
                                    

"Nah, silakan Nyonya Zergant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, silakan Nyonya Zergant. Tolong cicipi kue-kue buatan kami dan berikan nilai," ujar Giselle. Gadis itu menunduk sopan, mempersilakan sang ibu.

Mereka kini tengah berkumpul di ruang makan setelah makan malam bersama. Rashelyna geleng-geleng kepala seraya terkekeh. Arkielga memutar bola mata dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Hm, kue yang mana dulu yang harus Mommy coba?" tanya Rashelyna.

Dengan semangat, sosok gadis yang duduk di samping Zeyra segera menyodorkan toples berisi kue buatannya. Camela tersenyum lebar. "Ini kue buatan Camela, Tante. Silakan."

"Kau membuat kue berbentuk kupu-kupu, Nak? Astaga bentuknya cantik sekali. Bagaimana bisa kau membuatnya? Kau tahu, aku suka sekali dengan kue kupu-kupu," ujar Rashelyna, kedua matanya berbinar melihat kue kupu-kupu buatan Camela.

Seketika Camela menampilkan raut muka bangga. Dia melirik sedikit ke arah Zeyra yang tengah menunduk itu. Sudut bibirnya tertarik ke atas. "Tentu saja, Tante. Aku tahu kesukaan Tante. Aku sering membuatnya bersama mommy."

"Benarkah?" Rashelyna mulai mencoba kue tersebut. "Ini sangat lezat. Kau sangat pintar membuat kue."

"Terima kasih, Tante," balas Camela.

Giselle mengerucutkan bibir tak suka. "Mom, semua kuenya pasti lezat. Bukankah Mom yang membuat adonannya? Kuenya hanya berbeda bentuk saja tetapi rasanya pasti sama."

Rashelyna terkekeh geli. "Iya, Sayang. Sekarang giliran kue buatanmu. Hm, bentuk apa itu?" Kening wanita itu mengerut melihat bentuk kue yang terasa asing itu.

"Pfftt!" Giselle melirik sinis ke arah sang ayah saat pria itu sedang menutup mulut, menahan tawa.

"Apa yang Dad tertawakan? Tidak ada yang lucu!" ucap Giselle, galak. Dia mendelik kesal. "Mom, ini kue bentuk kucing. Bagaimana? Mirip, kan?"

"Kucing?" tanya Rashelyna memastikan. Ia meringis pelan melihat bentuk kue buatan Giselle yang sama sekali tidak ada mirip-miripnya dengan kucing. Bentuknya terlihat aneh. Namun daripada membuat anaknya merengek, Rashelyna mengiyakan saja. "Ah, iya. Mirip sekali Sayang. Biar Mom coba ya."

Giselle mengacungkan jempol lalu tatapannya beralih pada Arkielga sembari melotot. Pria itu mengangkat alis bersikap tak acuh.

Di saat mereka tengah fokus pada kue-kue itu. Di sisi lain, Geogra terus memperhatikan Zeyra yang berada di hadapannya. Gadis cantik itu selalu saja menarik di matanya. Geogra mendengus kasar. Zeyra menampilkan ekspresi seolah baik-baik saja padahal dirinya pasti tengah menahan sakit.

Keluarganya belum tahu tentang insiden yang dialami Zeyra di dapur tadi. Gadis itu memohon pada Geogra agar laki-laki itu tidak mengatakannya pada mereka. Entah apa yang membuat Geogra menurut dan menyetujui ucapan kekasihnya. Sial.

"Sekarang giliran kue buatan Kak Zey! Mom harus mencobanya. Kak Zey juga sangat pandai membuat kue. Lihat! Bentuk kelinci!" seru Giselle.

"Wah! Apakah kue itu buatanmu, Zeyra?" tanya Rashelyna. Dia berdecak kagum melihat kue-kue tersebut tertata rapi di dalam toples. Bentuknya pun sangat mirip dengan kelinci. "Ya ampun, lucu sekali. Mom jadi teringat dengan Witi. Kelinci Mommy."

GEOGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang