Chapter 7: Kenapa harus Cia

157 84 31
                                    

Assalamualaikum!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamualaikum!!

Halo semuanya apa kabar? Baik kan? Harus baik dong biar bisa baca cerita aku, wkwkw.

Oke!

Dilarang bawa-bawa lapak lain/banding-bandingin dengan lapak ini!!

Yaudah jangan banyak cincong, langsung aja

Selamat membaca!





*****

"Maafin gue Van, gue nggak sengaja suer." Ujar Rakha seraya mengangkat jarinnya berbentuk V.

Devano menatap tajam ke arah Rakha, terlihat wajah ia sangat marah hingga memerah. Rakha yang merasa Devano menatapnya tanpa kedip pun merasa tidak nyaman.

Rakha kembali memberanikan diri untuk menatap ke arah Devano."L-lo suka sama C-cia?" Tanyanya dengan gugup.

"Hm." Hanya deheman yang Devano jawab, ia merasa bahwa sekarang semuanya akan berantakan jika salah satu seorang sahabatnya mengetahui perasaannya.

"BENER VANO?!" Rakha berteriak seakan-akan hilang sudah rasa takutnya tadi. Ya walaupun sekarang Devano semakin terlihat mengerikan.

"Santai bangsat."

Rakha langsung tercekat saat Devano mengeluarkan suara emasnya, wkwk.

"Gue harap kita berdua aja yang tau tentang ini." Lanjut Devano.

Rakha menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Kenapa harus Cia sih Van?"

Keduanya sekarang sedang duduk di bangku yang Devano duduki tadi, suasana langsung sunyi ketika Rakha menanyakan hal barusan.

"Gua nggak tau." Jawab Devano singkat.

Rakha gelagapan, tak seperti biasanya ia akan terlihat sekalem ini di depan Devano, biasanya ia akan terlihat sangat bobrok bahkan kelakuannya sangat amat melebihi batasan.

"Udah lama lo suka sama Cia?" Tanya Rakha dengan ramah, tak seperti biasanya.

"Lumayan." Jawab Devano.

Keduanya saling terdiam beberapa saat, situasi sekarang sangat di luar Nurul. Terutama untuk Devano hal ini yang ia rahasiakan selama ini, hal yang sangat amat berbahaya bagi persahabatan mereka bertiga seketika terbongkar begitu saja.

"Gue nggak tau harus berpendapat apa tentang ini, ini bener bener bikin gue syok." Ujar Rakha seraya menatap ke arah jalanan di depan.

Devano menoleh ke arah Rakha, lalu Rakha membalas tatapan tersebut."Gue udah terlanjur cinta sama Cia, gue nggak bisa lupain dia." Devano mengatakan hak tersebut tanpa berkedip sedikitpun.

"Tapi Van, dia sahabat kita, sahabat lo dan gue. Lo mau persahabatan kita musnah gitu aja karena lo jatuh cinta sama dia?" Rakha berbicara tak kalah lantangnya dengan matanya yang menyoroti mata Devano.

Love Triangle [On Going]Where stories live. Discover now