Chapter 23: Kerapuhan dua saudara

77 28 4
                                    

Assalamualaikum!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamualaikum!!

Fyuhhh

Hai hai, kembali lagi sama aku.

Kemaren aku pengen up, tapi karena lagi sibuk jadi ga sempet. Padahal aku udah bikin jadwal kalau siang tuh khusus promosi dan kalau malam khusus up.

Yaudah langsung aja cus.

Tandai jika ada typo!

Selamat membaca!





*****

Setelah berbagai macam-macam instruksi yang diikuti dari pihak tim SAR, kepolisian serta medis. Kini jenazah kedua orang tua Alexia dan Alexin sudah berada di kediaman mereka. Walaupun keadaan mayat tersebut sudah tidak bisa dikenali. Tapi sebagai anak Alexin dan Alexia harus memperlakukan alm kedua orang tuanya dengan hormat untuk terkahir kalinya.

Pukul 15.32.

Kedua jenazah tersebut akan dikebumikan setelah adzan ashar berkumandang. Keluarga besar Jhonson semuanya sudah berada di kediaman Alexin dan Alexia, dari Nenek dan Kakeknya yang dari kampung halaman kini juga sudah ikut serta. Paman serta Bibinya juga sudah tiba beberapa puluh menit yang lalu. Ratu juga ikut datang karena Paman dan Bibi Alexia adalah kedua orangtuanya. Walaupun ia tidak suka pada Alexin dan Alexia tapi ia menyangi Alia dan Arsel sebagai Tante dan Omnya.

Angel selaku Bibi Alexia kini sedang memeluk Alexia berusaha untuk menenangkan. Semua orang yang berada disana menangis pilu melihat keadaan kedua jenazah alm Arsel dan Alia.

"Bunda hiks..."

"Bangun Bun! Abang pengen Bunda sama Ayah disini. Bunda nanyakan Abang mau apa? Abang mau Bunda sama Ayah disini. Abang sama Cia sendiri Bun." Alexin berbicara dengan alm sang Bunda. Walaupun ia tahu bahwa tidak akan dijawab olehnya.

"Bunda siapa yang bangunin Cia setiap pagi nanti? Hiks...Bunda kenapa Bunda ninggalin Cia hiks..." Alexia tak henti-hentinya menangis. Matanya sudah sangat bengkak, hal tersebut membuat siapa saja melihatnya merasa sangat kasian.

"Ci udah ya?" Laura yang berada di sebelah Alexia itu pun ikut menangis.

Rakha yang bersebrangan dengan Alexia menatapnya lekat. Ia juga ikut bersedih melihat keadaan Alexia. Rakha juga sudah sangat dekat dengan keduanya. Ia sangat mengenal Alia Bunda Alexia, sangat baik kata itu bahkan tidak cukup untuk menggambarkan sifat Alia.

"Yah. Ayah bangun Yah! Kasian Cia sama Abang Yah!" Alexin kembali berbicara tapi sekarang kepada alm Ayahnya.

"Ayah ayo bangun Yah. Kata Ayah mau ajak Cia sama Abang jalan-jalan. Ayo sekarang Cia udah siap Yah."

Love Triangle [On Going]Where stories live. Discover now