Chapter 25: Tumben Nek lampir nurut

55 27 4
                                    

Assalamualaikum!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamualaikum!!

Ketemu lagi sama aku, apa kabarnya kalian semua? Semoga sehat selalu yaw.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan memberikan vote dan komennya. Dan jangan banding-bandingin lapak ini dengan lapak lain.

Yaudah cus langsung aja.

Tandai jika ada typo!

Selamat membaca!





*****

"Bang, barusan Laura ngirim pesan ke Cia kalau disekolah bakalan adain kemping." Ujar Alexia memberitahu.

Kini mereka berdua sedang duduk di ruang tamu. Nenek dan Kakeknya sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu, dan tentang warisan. Alexin akan menggantikan posisi Ayahnya sebagai pemilik beberapa perusahaan, ia akan bersekolah sambil bekerja mengurus perusahaan. Untung saja sebelum Ayahnya meninggal ia sering diajarkan untuk mengelola perusahaan. Karena tertulis didalam surat wasiat tersebut harta Ayahnya akan dibagi dua untuk Alexin dan Alexia. Tapi Alexia mengatakan bagiannya nanti saja jika ia sudah cukup umur. Untuk saat ini biarkan Abangnya saja yang mengurus semuanya.

"Lo mau pergi?" Tanya Alexin.

Alexia sempat terdiam beberapa saat. Ia ingin pergi tapi didalam lubuk hatinya ia juga masih merasa bersedih. Bagaimana jika ia pergi tapi sama sekali tidak bahagia?

"Abang mau pergi?"

"Gue nanya sama lo kenapa lo malah nanya balik gue."

"Cia mau pergi Bang. Tapi Cia masih ngerasa sedih." Ujarnya.

"Oke kita pergi, lo akan ngerasa senang lagi sama teman-teman lo di kemping nanti." Putus Alexin.

"Oke."

"Biasanya pasti ada suara Bunda yang lagi sibuk marahin kita." Gumam Alexia.

Alexin menghembuskan nafasnya. Ia paling menghindari jika Alexia masih mengingat kedua orang tuanya. Sampai detik ini ia masih berusaha untuk membahagiakan Alexia, tapi tetap saja Alexia masih mengingat nya. Ia paham siapa yang tidak merasa kehilangan jika kedua orang tua pergi secara bersamaan? Ia pun merasa kehilangan, tapi sebagai sosok Abang sosok yang jauh lebih tua. Ia harus berusaha terlihat kuat di depan Alexia.

"Udah, sekarang Ayah sama Bunda udah tenang. Cia jangan sedih-sedih terus, kalau Cia sedih-sedih terus nanti pasti Bunda ikutan sedih disana." Ujar Alexin lembut seraya mengelus bahu Alexia.

"Iya Bang."

"Yaudah sekarang ayok kita beli perlengkapan buat kemping." Ajak Alexin dan diangguki oleh Alexia.

Love Triangle [On Going]Where stories live. Discover now