Bagian 1. Kedatangan

3.9K 184 30
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, kegiatanku tiada lebih dari rumah-tempat usaha-rumah. Aku jarang kali pergi main. Bahkan jika di tanya apa hal yang menarik dengan kota tempat tinggalku, aku hanya mampu mengankat bahuku pertanda aku tiada tau. Hahaha aku orang yang terlalu cuek untuk sekitar.

Cam mana aku bisa tau akan keadaan sekitarku kala aku lebih suka mengurung diri dan bermain dengan perputaran 'skenario asa' yang selalu berputar dalam kepala. Cipta mencipta kondisi baik fantasy ataupun hal absurb lainnya menjadi hobi diri tuk habiskan waktu yang terasa lama dan sepi.

Di tengah kegiatan harianku mencipta asa, dari persegi berlapiskan kaca di tengah siang buta, kegitan ku terhenti ketika mendapati kedatangan keluarga baru di rumah kosong depan rumah yang kosong telah lama.

Oh ya...aku..maksudku keluargaku tinggal di daerah perumahan sederhana dengan kawasan asri ramah lingkungan yang memang sangat ku suka kerana temanya back to nature. Tiada kendaraan selain kendaraan pribadi dengan izin tertentu yang memang di gunakan untuk perjalanan jauh. Bahkan tiada kendaraan roda dua yang boleh memasuki kawasan ini. Hebat bukan!?? Jelaslah, ini perumahan impian. Hahaha.

Perumahan ini memiliki garasi khusus untuk para penghuni yang terletak di dekat gerbang utama. Selain kendaraan khusus seperti kendaraan pembawa barang-barang berat seperti perlengkapan isi rumah untuk rumah baru atau kepindahan, tidak ada kendaraan apapun boleh masuk bahkan sepeda motor. Hanya boleh sepeda, skateboard, otopad ataupun sepatu roda.

Percayalah, perumahan ini perumahan yang sangat ramah lingkungan dan sangat ramah kantong karyawan kelas menengah. Bahkan para pengamannya pun sangat ramah dan bersahaja. Semua penghuni perumahan bagaikan keluarga besar yang mengenal dekat satu dengan lainnnya, kecuali aku yang suka sendiri. Hehehe.

Kembali ke topik, rumah di depan yang 11-12 dengan kediaman keluargaku sudah cukup lama tiada penghuni. Penghuni sebelumnya pindah kerana sang kepala keluarga mendapatkan pekerjaan di luar kota. Mau tidak mau, keluarga lainnya mengikuti kepergian kepala keluarga.

Keluarga Abraham. Sangat dekat dengan ortu bagai sodara sendiri. Apa dan kenapa masing keluarga saling mencukupi. Bukan hanya keluarga Abraham dan keluarga ku, penghuni lainpun punya kebersamaan yang besar.

Setelah 6 bulan kosong, kini rumah yang kembar dengan kediaman keluargaku itu menemukan penghuni baru. Dari yang tampak melalui persegi yang berlapis kaca, ada 'sepasang' orang dewasa dan 1 anak kecil yang aku taksir berumur 6/7 tahun.

Bule? Oriental? Woaaa ternyata tetangga baruku adalah keturunan blasteran. Si cewe dewasa punya wajah kaukasian perpaduan Turki yang sangat-sangat indah, rambut blonde keemasan ikal panjang, tinggi sekitar 160an dan tongkat  di salah satu tangannya. Tunggu? Tongkat? B..buta?

Bukan menjudge hanya saja....ya maaf...aku jarang jumpa...sekali lagi maaf.

Well, dewasa satunya, wajah oriental tercetak jelas di wajahnya dengan perpaduan Rusian dengan rambut .....uban?...bukan...grey. Hmm....macam rambut Jack Forst tu. Tinggi 168an tubuh ideal well okelah. Sementara si anak kecil lucu perpaduan yang unik, woaaaa pengen peluk.

Entah kenapa, percayalah, aku yang biasanya cuek akan sekitarku, malah tertarik dengan tetangga baruku. Ini menarik. Tiada sedar, ujung bibirku terangkat di kedua sisinya ke atas. Pandangan mataku terus tertuju pada keluarga baru itu sehingga aku lupa akan kebiasan diri mencipta kondisi asa.

~(._.)~

Menjelang malam tepatnya sehabis Isya, (oh ya, keluargaku penganut islam dan di perumahan ini banyak beragam ajaran agama bahkan tempat ibadahpun cukup dengan berbagai macam tempat ibadah sesuai kepercayaan), keluarga baru itu datang berkunjung atas undangan orang tuaku. Kerana hanya ada aku di rumah, sodara lain sibuk urusan masing-masing, jadilah aku ikut makan malam bersama meski nyata aku selalu makan malam bersama keluarga.

Woaaaa satu meja dengan bule, brasa senang aja jadinya. Hehehe. Tentu tidak ku perlihatkan rasa bahagiaku kepada tamu undangan, namun aku tidak bisa tahan kakiku yang mengantung tuk bergoyang ria. Hehe ini menyenangkan.

Keluarga Chandra Wijaya. Si dewasa manis bernama Zara dan pasangannya bernama Chandra. Si kecil imut bernama Sam. Meski (maaf) berkekurangan, Zara masih tampak cantik jauh cantik dari pradugaku. Chandra atau Chand, juga sangat ganteng dan Sam, sangaaaaaaat imut. Aaaaaaaa ingin peluk.

Dari percakapan antara ortu ku dan mereka berdua, ku ketahui kalau kepindahan mereka kerana pekerjaan Chand. Ribet manggil nama mereka, dalam hati aku ganti nama mereka dengan 'Kakak Cantik' untuk Zara dan 'Abang Ganteng' untuk Chand dan Si Sam untuk si imut. Kenapa? Kerana dari cerita mereka, umurnya dak jauh beda dari 2 kakakku.

Aku tiada mampu melepas pandanganku dari Kakak Cantik. Meski buta, tampilan kakak cantik tidak menampilkan dirinya punya kekurangan dalam penglihatan. Menurut cerita yang ku tangkap dari percakapan yang terjadi, kakak cantik buta sedari kecil. Kakak cantik hebat, bathinku. Aku jadi ingin tau lebih banyak tentang kakak cantik. Handeh.

Keasyikan memperhatikan kakak cantik, tiba-tiba kakak cantik balik menatapku. Meski buta, entah kenapa aku merasa kakak cantik benar melihatku dengan bola mata indahnya. Sontak aku salah tingkah dan si kakak cantik hanya tersenyum simpul melihat gelagatku.
Percayalah, meski buta, entah kenapa aku merasa si kakak cantik masih dapat melihat.

Makan malam selesai sebelum isya dan keluarga kakak cantik pamit kembali tuk pulang. Bahkan sebelum berlalupun, kakak cantik brasa menatapku dan tersenyum. Meski memegang tongkat, namun kakak cantik tiada terlihat seperti membutuhkan tongkat itu. Si kakak cantik masih bisa berjalan seperti abang ganteng tanpa bantuan tongkat.

~(. .)~

Sebelum beranjak tidur, jujur, aku masih terbayang akan senyuman si kakak cantik yang sangat menarik perhatianku. Bahkan mata emasnya yang 'aneh?' bukan 'langka' sangat mengundang rasa penasaranku. Ingin rasa hati terus menatap kaindahan itu.

Senyum di wajahku tiada sirna kala mengingat kegiatan menatapnya selama makan malam. Eh tunggu, abang ganteng dak sadarkan kalau aku pandang terus istrinya? Hehe, moga dak.

Aku dak sabar menunggu esok. Ku ingin kenal dengan kakak cantik. Jadi besok schedule-nya adalah berteman dengan si kakak cantik. Yosh! Fighting! \>o</

Des 10th 2018

EGO -&gt; Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now