Xtra Chap -> Dream part 1

278 13 0
                                    

"Bos, ada yang ingin jumpa!" Engla.

"Siapa?" Jo.

"Itu, Mr. Grey yang waktu lalu juga kemari!" Engla.

"Aish. Masih kekeh aja dia!" aku.

"Lum lo tolak?" Jo.

"Udah. Dianya kekeh aja. Lo aja yang hendle Jo. Jengah gua kadang!" aku.

"Kan yang manager elo!" Jo.

"Aish. Bilangin ama beliau, suruh nunggu bentar ya!" aku.

"Siap bosque!" Engla.

Aku dak faham kenapa yang suruh si Grey ni kekeh kali minta ni cafe. Apa bagusnya coba ni cafe? Tempat terpencil juga. Lagian, baru 1 tahun juga, belum ada apa apa lah sama cafe lainnya meski kita punya cukup banyak palanggan sih. Apa bagusnya sih ni cafe?

Btw, saat ini aku dan Jo tengah diskusi soalan cafe dan kelanjutan kedepannya saat si Grey ni datang. Jengah sebenar ngurus ni orang, tapi apa boleh buat, manager mah kudu jaga sikap kan ya!

"Gua harus bilang apa lagi cuba ama tuh orang?"

"Seperti biasa. Lo tolak baik baik je. Bukannya lo mantan EO hebat?"

"Aish! Untung lo cakep!"

"Mang napa kalo gua dak cakep?"

"Gua obral lo tempat komplotan mak mak cari mantu!"

Pecahlah tawa Jo dengar umpatan receh ku. Dak receh amat sih. Paling dak ngebantu bangun mood bagus. Lagian serius pun, di komplek sini ada kelompok  emak-emak arisan yang sangat inginkan Jo jadi salah satu mantu mereka. Dak tau ja mereka jika Jo belok. Hehehe.

"Selamat siang Miss!"

"Selamat siang Mr. Grey!"

Grey Smith. Orang suruhan yang katanya asisten kaki tangan Gary Scarlet. Aku dak tau. Apakah di kota besar emang nama orang disini yang kebaratan atau mereka yang turunan barat atau itu jodohku temu mereka yang punya nama barat. Dont know. Hahaha

Btw, kedatangan Grey bukan kali pertama. Ini sudah kesekian kalinya. Grey jelaskan jikalau bosnya sangat tertarik akan cafe ini. Awalnya dia ingin tanamkan modal yang ujungnya dia niat tuk miliki cafe secara utuh. Niat baik sebenar perkara modal, namun tuk beberapa alasan, aku dak dapat terima niatan mereka begitu sahaja begitupun dengan Jo.

Btw, si Grey yang notabenenya sekretaris aja yang slalu datangi kami. Gary Scarlet sendiri dak pernah tampakan dirinya sebagai bentuk niatan dia. Bolehkah aku panggil dia pengecut?

"Jadi begini Miss, mengenai tawaran yang saya sampaikan beberapa waktu lalu, jika Miss kurang berkenan dengan harga, boss saya mau menerima berapapun permintaan yang Miss ajukan, jadi...."

"Maaf maaf maaf! Maafkan aku potong ucapanmu. Singkat cerita saja Mr. Grey, aku dak akan pernah jual cafe ini apapun alasannya. Titik. Jadi, jika anda ingin pesan sesuatu dan menikmati hidangan kami, anda bisa pinta pada salah satu kru kami jika dak, anda tau jalan keluarnya!"

"Tapi Miss, kenapa anda menolak tawaran yang kalau dalam skala saya itu sangat jauh tinggi dari pasaran?"

"No reason Mr. Grey. There is no reason. Aku hanya ingin nikmati apa yang aku capai hari ini! Saya permisi Mr. Grey"

Aku sangat jenuh dengan orang ini dan pesuruhnya. Mereka pikir uang segalanya, ya uang memang segalanya dan itu dulu. Sekarang aku dak butuhkan itu. Aku temukan bahagia ku jadi aku dak butuh uang lagi. Butuh sih, tapi bukan nomor wahid lagi.

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang