Bagian 13. Hope

343 27 31
                                    

Ajaran Kakak Cantik bejalan baik. Takutku mulai bekurang dan aku terus berusaha berfikir positif. Dak mudah sih, tapi jika yakin, semuanya bisa aja.

Selama Kakak Cantik terserang virus tidur shyantique, (handeh alay-ku kumat), hehe, aku sebisa mungkin hubungi nomor Kakak Cantik untuk ketahui keadaannya. Meski Abang Ganteng yang menjawab, sebisa mungkin aku terus menanyakan keadaan Kakak Cantik. Hehehe.

Salahkah aku jika aku merasa ada keganjalan dengan keadaan Kakak Cantik kala mendapati sikap para anggota keluarga Kakak Cantik yang bersikap tidak biasa? Itu awalnya sangat mengganggu, namun melihat bagaimana perjuangan mereka yakinkanku bahwasanya Kakak Cantik baik-baik saja, aku sebisa mungkin berserah diri kepada yang Kuasa seperti apa yang pernah Kakak Cantik ajarkan. Keren kan? Hehe.

Aku sangat khawatirkan Kakak Cantik apalagi semenjak Kakak Cantik yang ungkapkan rasa sesalnya itu. Sejak itu, perasaan ku dak tenang. Rekayasa asa satu persatu menghancurkan semua pikiran positifku.

Kakak Cantik sakit keranaku!
Kakak Cantik terluka keranaku!
Kakak Cantik menyesal membiarkan ku kenal Tiara!
Kakak Cantik menyesal!
Semuanya salahku! Semuanya salahku! Salahku!

Aku selalu memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Kakak Cantik. Yang terus gangguku, ucapan itu seperti ucapan perpisahan dan aku sangat tidak ingin itu terjadi atau aku terlalu banyak nonton drama korea, ya?

Egois? Ya. Biarkan aku egois untuk yang satu ini. Cukup aku harus melepaskan cinta yang selama ini selalu aku idamkan. Jangan Kakak Cantik juga ikut tinggalkan aku. Tuhan aku mohon, sembuhkan Kakak Cantiku kerana Kaulah maha penyembuh, aamiin.

Semenjak Kakak Cantik tidur shyantique, aku mulai dekat dengan Abang Ganteng. Bukan dekat gitu loh...hanya saja, yaaaaa...mo gimana lagi, cuma dari Abang Ganteng aku dapat kabar Kakak Cantik. Tiara? Bukankah aku dah sepakat tuk dak komunikasi dengan dia. Hehehe bukan melupakan, kata Kakak Cantik, agar mudah untuk move on-nya.

Saat aku dak bisa besuk Kakak Cantik di RS, aku sempatkan diri hubungi ponsel Kakak Cantik yang ujung-ujungnya di jawab sama Abang Ganteng.

"Uit, paan? Ada yang mau dibantu?"

Kebiasaan Abang Ganteng mah gitu semenjak aku menanyakan perihal Kakak Cantik setiap jam 10 pagi atau lewat dikit. Abang Ganteng hanya bicara seadanya dan tidak banyak embel-embel. Say hi kek say hallo kek. Namun apa, jawabnya hanya 'Uit' atau 'paan'.

Suatu sore nih, sebelum aku nyampein pesan ku pada Tiara, aku pernah jahilin Abang Ganteng. Hehe.

"Knock knock!"

"Uit, dapaan Ai?"

"Pengen tau keadaan Kakak Cantik!"

"Sorry Ai, dia masih bobo!"

"Hm..dak apa deh!"

"Ada yg mau lo omongin?"

"hmmm....Lo baik bang?"

"Ui...tumben lo nanya gw. Hahaha gua baik kok!"

"Apasalahnya gua sesekali nanya keadaan Kakak Ipar gua. Biasa aja!"

"What? Ai...."

"Iya ya gua tau...santuy aja napa bang?"

Hahahaha sejak saat itu Abang Ganteng punya nama baru...Kakak Ipar. Ya iya aku faham, kita hanya becanda okay?

Ada yang lainnya lagi, saat aku benaran gabut. Aku hubungin Kakak Cantik yang emang bakal di jawab Abang Ganteng.

"Bang...kok tiba-tiba gua kangen ama lo ya?"

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now