Bagian 21. The ... (Revisi)

417 19 11
                                    

Malam dingin dalam keadaan mabuk, ditemani oleh Lidya, aku pulang dalam keadaan sangat kacau ke rumah Jo. Cuma ada 1 hal yang ada di kepalaku saat mabuk seperti ini, rumah Jo. Hehe.

"Babe, hadiah untukmu! Permainanmu malam ini sangat hebat!"

Tidak ada jawaban. Aku hanya melihat arah tangan Lidya yang masukan coky ke dalam kantong jacketku dan mencium pipiku seraya pergi tinggalkanku di depan pintu dengan beberapa paper bag.

Senang? Ayolah. Its so numb, to be honest. Aku dak tau kenapa. Tapi, hanya itu yang mampu bantu aku lupa akan sesakku.

Btw, rumah Jo kosong. Mungkin Jo lembur seperti biasa. Aku masuk belagak rumah milik sendiri. Ayolah, apa aku akan pulang dalam keadaan seperti ini dan buat ibu kosku gila? big no!

Tampa peduli dengan tubuhku yang lengket, aku segera saja rebahkan diri di atas kasur yang begambar frozen. Jo maniak frozen, btw.

Ku coba pejamkan mata tuk hentikan sakit kepala yang terus keseringan datangiku akhir-akhir ini. Alih-alih tenang, si otak malah main dengan perputaran asa cipta ragam kejadian yang entahlah akan terjadi atau dak.

Muak dengan semua skenario asa yang terus bangunkan rindu, aku duduk di pinggiran kasur dekat pinggiran nakas. Ingat dengan pemberian Lidya yang lumayan banyak, aku tuangkan isinya di atas nakas, menata letaknya dan menghirupnya.

Apakah aku jadi pecandu berat? Entahlah. Yang ku tau, coky mampu bantuku tuk hentikan semua skenario asa yang selalu cipta ragam kejadian.

Aku tidak lagi peduli dengan semua. Sakit, sesak, rindu, aku dak peduli. Aku hanya ingin teriak dan melompat dan aku benar lakukannya, di atas tempat tidur tapu. Its just like, I can flying so high.

"Rei!"

"Jo. My Jojo! Come here baby, lets join the party with me!"

Jo ikut? No. Jo dakan pernah mau di ajak ikut 'party'. Tapi Jo tidak pernah benciku yang jadi pecandu ini. Tapi Jo sedikit terkejut dapati ku tengah berpesta dengan coky.

"Rei! Apa yang lo lakuin? Sial...gimana lo bisa dapat obat ini lagi?"

"Jo.....my Jo, jangan di buang donk. Itu hadiah Lidya!"

"Cukup Rei! Lo kelewatan!"

Kesal dengan sikap Jo yang selalu larangku nikmati coky, amarahku tersulut dan akupun marahinya.

"Peduli apa lo huh! Itu punya gua, lo dak da hak larang gua!"

"Ini barang dak kan bantu lo apa-apa. Ini hanya akan hancurkan lo dan hidup lo!"

"Asal lo tau Jo, tu barang banyak bantu gua konsen ama kerja gua. Jadi, gua dak bakal ninggalinya. Balikin!"

"Dak!"

"Balikin Jo, itu barang bantu gua tuk hentikan skenario asa yang terus hantui gua Jo. Jadi balikin sini!"

Akupun menggila. Kenapa Jo dak pernah faham rasa gila yang ku rasa. Hanya coky yang mampu redakannya. Jo, seriously, hanya coky yang bisa buat aku tenang Jo.

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now