Bagian 20. Lelah (Revisi)

390 18 2
                                    

Apa yang lebih indah dari pada uang, uang, uang dan pesta? Tidak salah juga ternyata aku meminta cuti dari Renata, kerana aku bisa ikut pesta yang di buat Lidya dan Linda. What a life.

Ngomong soal Linda, saran yang di ajukannya berjalan lancar. Bagaimana tidak, dalam semalam aku bisa dapatkan uang yang lebih besar dari gajiku+bonus. Hahaha peduli gila dengan kerjaan, aku nikmati pesta ini. Toh juga aku sedang cuti. Hehe.

Sudah 3 hari berlalu sejak aku pulang temui ortu dan sejak itu, aku ikut dengan Linda yang datang menjemputku tuk ke Bali bersama Lidya. Dak buruk.

Jo? Aku merasa bersalah kerana aku dak beri kabar apapun padanya tapi, aku butuh alihkan rasa sesakku dan di sinilah aku, di Bali, ingin lepaskan semua sesak yang hantuiku. Tidak ada Zara, tidak ada ortu, tidak ada Tiara, tidak ada Jo, tidak ada deadline, tidak ada tuntunan kerja. Hanya ada aku dan kesenanganku.

Seperti saat ini, di villa mewah milik Lidya, kami tengah mengadakan pesta gila. Bayangin aja champagne/wine fountain dengan tinggi yang woaah berada di beberara tempat di ruangan yang sangat besar. Bukan cuma 1, tapi beberapa. Handeh. Orang kaya mah bebas ye....

Dari Linda dan Lidya lah, aku tau beberapa minuman kelas atas dan yang jadi favorit bagiku adalah Skydriver, Mai Tai serta Dry Vodca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari Linda dan Lidya lah, aku tau beberapa minuman kelas atas dan yang jadi favorit bagiku adalah Skydriver, Mai Tai serta Dry Vodca. Rasanya sangat membingungkan namun minuman-minuman inilah yang berhasil membuatku lupa akan sakit, beban dan besarnya rinduku.

Tidak tidak tidak, kami tidak berpesta sepanjang hari. Cuma malam ini aja kami berpesta sangat besar. Beberapa hari lalu kami hanya nikmati perjalanan ke berbagai tempat wisata dan 'pesta-pesta kecil' di beberapa club.

"Babe, kita main yuk?"

"Hmmm sorry ya babe..aku capek, aku mau rehat aja. Lain kali aja ya!"

Bukan, sebenarnya bukan capek. Aku hanya merasa jenuh. Bukan jenuh juga sih sebenarnya. Entahlah aku juga dak faham. Aku hanya....... hanya lelah, mungkin. Entahlah, aku tiba-tiba aja rindukan Kakak Cantikku. Aku rindukan Tiara juga.

Padahal tujuan awalku adalah ingin lupakan rasa itu tapi kenapa, kenapa rasa itu semakin jadi. Bahkan semakin hari semakin jadi saja. Aku lebih sering mimpikan Kakak Cantik dan Tiara. Bahkan di siang haripun rasa itu semakin jadi.

Tidak tahan lagi aku tahan rasaku, segera saja aku berlari tinggalkan lokasi pesta menuju kamarku yang telah disediakan Lidya di lantai 2.

Dengan kasar aku hempaskan daun pintu dan bersandar di belakangnya berusaha atur deru nafasku dan tahan sesak di dada yang semakin jadi.

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now