Bagian 9. Moving on

567 40 2
                                    

"Such a beautiful vow!" Kakak Cantik.

"Jangan menggodaku! >//~//<" aku.

"Hahahaha"

Setelah ucapan janji indah itu, esok harinya, Tiara kembali melanjutkan studynya kerana jadwal liburannya telah habis. Jujur, sedih itu ada namun entah mengapa, lega dan bahagia besar sertai. Ternyata ikhlas melepas kepergian cinta itu sangat indah. Hehehe. Tiada sakit tiada duka. Harap bahagia yang tercipta.

Seperti sedia, aku masih sering bermain dengan Kakak cantik. Jujur, Kakak Cantik banyak ambil andil dalam percintaan ku dan Tiara. Kakak Cantik ajarkanku banyak hal dan juga ajarkan aku bersama Tiara akan ragam hal.

Selepas kepergian Tiara, Kakak Cantik rekomendasikanku sebuah bacaan yang sangat menarik. Hystorical Sci-Fi bercampur humor horror fantasy. Bukan jenis bacaanku memang, tapi kakak cantik bilang,

"Zara rekomendasikan bacaan kak Jazzy kerana Zara tangkap di Indigenous, kak Jazzy sudah jago dalam olah kata. Baguslah untuk Ai, belajar!"

"Tapi banyak humornya, aku sulit konsen jadinya. Giliran serious eh dia malah bikin lawak, belum lagi horor yang mendadak datang darimana!"

"Hahaha Zara rekomenkan kak Jazzy, kerana cara tulisannya yang dak lagi gunakan alur 'linear'. Cara fikir 'lateral' kak Jazzy kerasa banget, skill macam itu bukan hanya berlaku untuk menulis aja loh, bahkan untuk kehidupan nyatapun bisa!"

"Linear? Lateral?"

"Kalau itu Ai cari tau sendiri! XD"

Yang benar saja. Aku dapat PR baru dari Kakak Cantikku. Riset dan riset. Bukan dak mau, hanya saja aku sudah jauh tinggalkan kegiatan riset meriset. Aaaa aku harus mulainya lagi.

Sesuai saran kakak cantik, aku baca tulisan kak Jazzy. Di luar dugaan,aku malah ngakak setiap baca paragrafnya. Bukan kerana cara tulisannya namun kerana humor yang disampaikan dengan kata sederhana namun penuh makna.

Tapi semakin jauh baca semakin menantang, HOROR. Bukannya aku takut dengan hal aneh bin ajaib hanya saja, otakku tidak dapat bekerja sama dengan baik. Otakku tampa perintah tampa pinta, mereka akan rekayasa sendiri gambaran gambaran dari tulisan yang ku baca, itulah yang sedikit mengganggu.

Namun, di luar itu semua, tulisannya sangat ku suka. Hal-hal di luar nalar dan akal sehat. Permainan emosi dan logica buatku berpikir keras. Tidak cukup 1 kali aku bacanya, aku harus bacanya berulan-ulang. Sayang, malasku selalu mendominasi, lagi pula aku punya banyak list bacaan on going yang menanti. Hehe. Jujur, sebenarnya aku kesulitan temukan me time ku. Saat malam pun badan lelah kerana fikiran, buatku dak punya waktu cukup untuk diri sendiri.

Luang? Terlepas dari kegiatan bantu orang tua, aku banyak miliki waktu luang. Sayang, waktu luang yang ku punya selalu di ambil andil oleh fikirku yang tiada henti merekayasa asa yang terkadang buatku stress. Aku butuh liburan atau jalan-jalan. Yup, aku sangat membutuhkannya, tapi....

~(._.)~

Hari terus berganti. Rindu itu ada dan dia semakin nyata. Sulit memang lawan rindu, namun apa mau dikata. Aku hanya mampu tekan rinduku dengan berfikir jika suatu saat takdir akan berbaik hati padaku meski persentase itu 1-5% sahaja. Hahaha. Fikir positif hal yang baik bukan.

Namun hal gila terlintas di kepalaku. Mengingat perpisahan ku dengan Tiara tidak begitu baik, aku miliki ide dengan memanfaatkan final request yang seperti Tiara pinta sebelumnya.

Btw, sebelum pisah, Tiara pinta aku tuk panjangkan rambutku. Bukan apa-apa, hanya saja aku dak gitu suka dengan rambut panjang. Pertama, itu buatku gerah. Kedua, ganggu aktifitas. Ketiga, tidak cocok sama sekali dengan ku.

EGO -&gt; Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now