Bagian 18. Amarah Jo

253 16 0
                                    

Saat ini aku tengah duduk di meja makan dengan meja yang kosong dari berbagai makanan di pagi hari dengan Jo yang duduk di seberang meja tepat di depanku memandangku sangat lekat.

Takut? Bagaimana tidak. Dengan dingin Jo menelpon Renata dan meminta izin untukku libur bekerja saat hendak pergi pagi tadi. Belum lagi aura dingin yang kental di sekitarnya dan tatapan mata dingin yang.....glup...aku ciut.

"Ada yang bisa lo jelasin ama gua?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ada yang bisa lo jelasin ama gua?"

Apa yang bisa aku jelaskan Jo? Keadaan yang entah kenapa sangat tegang? Atau meja yang kosong dari makanan? Atau aku? Kenapa dengan diriku?

Aku sendiri juga dak faham, lalu aku harus jelaskan apa, sementara perasaanku sendiri saat ini sangat dak menentu.

Arrrrggghhhhh Aku butuh sesuatu yang bisa bantu ku tuk tenang. Pelukan kakak cantik mungkin?! Aku sangat rindukanya, kapan terakhir kali aku merasakan pelukannya ya?

"Rei, aku mohon, jika kamu punya masalah ceritakanlah. Mungkin aku dak bisa bantu banyak tapi....paling tidak sedikit bisa ringankan beban mu!"

Masalah? Masalah apa? Aku kenapa? Ya, ya, ya! Aku tau dokter mendiagnosisku punya kelainan mental, tapi bukankah aku sudah ceritakannya pada Jo? Lalu, apa lagi yang harus aku jelaskan?

"Rei.....!"

Aish, bisakah dia tidak melihatku dan memojokkan ku seperti itu? Jo, seriously, itu sangat mengganggu.

Aish, bisakah dia tidak melihatku dan memojokkan ku seperti itu? Jo, seriously, itu sangat mengganggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jujur, aku sendiri dak faham apa yang terjadi pada diriku. Satu sisi aku tau apa yang ku lakukan salah namun satu sisi aku dak faham. Bingungkan!

"Rei, aku sudah bilang sama kamu, please jauhi Lidya atau Linda!"

Aaaa aku penasaran dengan satu ini. Kenapa Jo bersikeras agar aku menjauhi kembar tu? Mereka baik loh.

Tapi sayang, niatanku luluh saat aku melihat kekecewaan dimata Jo. Aku dak maksud. Serius aku dak maksud. Tapi apa...aku harus bagaimana?

Aku hanya bisa tertunduk memainkan jemariku yang bertaut satu dengan lainnya. Seperti anak kecil memang tapi ya, entahlah. Aura dari Jo buatku takut.

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now