Bagian 17. Dependency

247 18 1
                                    

Bolehkah aku berteriak sekencang mungkin dan pukul apapun yang ku temui? Ini sangat sesak. Ini sangat sakit. Tapi kenapa ......

---------------Kejadian lalu----------------

"Aku sayang kamu Cha!"

"Cha? Jo!"

Bolehkah aku terkejut? Serius, dari mana Jo tau.....

Aku lepaskan pelukan Jo dengan paksa dan pandang Jo heran. Dari mana Jo tau.....

"Aku sukaimu semenjak kamu sering datang ke kedai kopiku sekedar duduk dan pesan 1 gelas capucino atau latte. Bahkan aku sukaimu jauh sebelum itu. Aku sukai keseriusanmu dalam menggapai ambisimu. Aku terpesona padamu!"

Da....darima Jo tau....? Dan ......? Apa maksudnya?

"...Jo...aku....."

"Tiara!"

"........"

"Aku tau kamu masih miliki dia di tahta tertinggi hatimu tapi, Tiara sudah punya keputusannya. Aku harap kamu mau buka hatimu lagi tuk yang baru dan ku harap itu untukku. Dak perlu jawab sekarang, gunakan berapa banyak waktu yang kamu butuh!"

-------------Akhir kejadian lalu-------------

Aaaaarrrgh sudah 1 bulan kejadian itu berlalu dan di sinilah aku, di ruang kerjaku yang sepi, sendiri di waktu rehat dan aku belum berikan jawaban apapun pada Jo. Kenapa aku harus bingung seperti ini. Nyaman sih tapi...

Saat aku kebingungan, Jo masih bisa bersikap seperti biasa charming, care dan santai. Jo juga lebih sering lakukan berbagai hal hanya tuk sekedar menarik perhatiaku namun Jo dak pernah lagi singgung kejadian di hari itu, alhasil aku merasa buruk.

Ngomong-ngomong soal buruk, belakangan ini aku sering moody dan kedinginan. Aku juga sulit konsentrasi dan gampang emosi. Belum lagi aku sering teringat akan Kakak Cantik dan ......Tiara. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

Aish entahlah kenapa, yang terfikir olehku kala galau dak menentu saat seperti ini adalah .....

~(._.)~

"Tumben kamu menghubungiku lebih dulu?"

"Itu...aku....."

"Sepertinya ada yang mengganggu jalan fikirmu!"

"Aku juga dak faham. Entahlah. Aku dak tau harus berbuat apa lagi!"

"Hm...mo ku ajak Linda tuk begabung? Biar kita bisa hibur kamunya!"

"Linda.....boleh lah. Suntuk memang aku tu!"

"Baiklah. Kamu kesini aja. Aku di tempat xxx!"

"OTW!"

Yup, saat ini aku ada di apartemen Lidya yang kebetulan berada satu kota denganku, biasanya mah melanglang buana kemana aja. Bilanglah aku gila meski ku ingat akan pinta Jo tuk jauhi kembar ini namun, apa yang bisa ku lakukan. Aku butuh sesuatu dari Lidya.

"Rei, kamu baik-baik aja? Keringatmu sangat banyak sampai kemejamu basah seperti ini. Apa kamu jalan kaki?"

Entahlah, biasanya aku akan tanggapi basa basinya dengan balik bertanya namun sekarang aku jengah dengan basa basinya, aku butuh minuman dan obat yang pernah diberikan Lidya padaku sewaktu di Surabaya. Kalau tidak salah dia menyebutnya 'coky'.

"Minuman! Berikan aku minuman yang kamu berikan padaku sewaktu di Surabaya?"

Apa aku salah berucap atau aku mengundang hal yang buruk. Apa-apaan itu. Senyuman...bukan seringaian. Apa maksud seringaian di wajah manisnya itu. Apa yang lucu?

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now