Bagian 14,5. Inner

274 23 0
                                    

Pusat rehab yang katanya tempat terbaik tuk bantu seseorang dalam masalah gangguan mental malah membuatku brasa tambah gila. Bagaiamana dak, bukan tambah baik malah skenario asa dalak kepalaku tu semakin jadi.

Pemikiran semacam,
Bagaimana jika aku benaran gila?
Bagaimana jika semua tu permainan bodoh semata?
Bagaimana jika kakak cantik dan lainnya sedang permainkanku?
Bagaimana jika aku di culik alien dan tengah di cuci otak?
Bagaimana jika aku tengah tidur dan sedang bermain dengan mimpi?
Bagaimana sedari awal Zara tu dak pernah ada?
Bagaimana jika semua ini hanya permainan rekayasa asaku saja?
Bagaimana....bagaimana....

Aaaaarrrgggghhhh aku dak bisa seperti ini terus. Termakan oleh rasa takut dan sepi yang berkolaborasi dengan rekayasa asa, buatku tambah kesulitan temukan cara tuk buktikan aku dak sakit.

Lagipula, dak kan ada yang berubah pabila aku terus terpenjara di tempat seperti ini, bukan? Konsultasi, terapi atau semacamnya, malah dak berguna sama sekali olehku. Fikuranku masih terus saja cipta mencipta.

Aku bisa bantu mu!

Sudah 3 hari aku disini dan hari demi hari aku semakin termakan oleh permainan asa ku sendiri. Seperti saat ni, kala aku di tengah sesi terapi, tiba-tiba aku mendengar suara yang katakan ingin tuk bantuku.

Bukan yang pertama memang, tapi, belakangan ini suara itu semakin menjadi. Bukan cuma ada di mimpi, bahkan saat terjaga pun suara itu terus berdatangan.

"Dok bisa aku kembali ke kamarku? Aku merasa dak baik?"

"Hm? Kita baru jalani 15 menit sesi dari 1 jam jadwal yang kita sepakati? Apa kamu dak suka dengan menggambar lagi?"

"Yang benar saja dok, aku lelah dengan menggambar 3 hari berturut. Aku sedang dak mood tuk menggambar saat ni!"

"Ada yang ganggu fikirmu?"

"....."

Aku harus katakan apa. Haruskan ku katakan jikalau aku dengar suara dak bertuan yang semakin hari semakin jadi atau baguskah jika aku berbohong?

"Hm? Ada apa? Kamu kelihatan sedang fikirkan sesuatu?"

"Aku....hanya fikir.........bisakah aku kembali ke kamarku dan rehat, please?"

Seriously, aku sangat ingin tuk rehat. Tidur rasanya sangat baik saat ini dan lagi suara-suara itu terus menggangguku. Mereka berputar bagai kaset rusak di kepalaku.

Aku tau si dokter cantik yang bernama Giesel ini menaruh curiga padaku. Aku dak peduli. Aku butuh kasur. Aku sangat ingin tidur meski waktu tunjukan pukul 11.24 am. Aku hanya ingin tidur.

~(._.)~

Kau dak percayakan aku?

Bagaimana aku bisa percayai mu?

Hmhm menarik!

Apa?

Kau tau aku, dan kau berpura dak tau aku. Apa ini ada hubungannya dengan Kakak Cantik?

Aku tau ini gila, namun memang nyata adanya aku selalu bicara seperti ini. Bukan yang pertama, setiap pagi malahan dan sekarang semenjak aku di penjara ini, rutinitas harianku ini semakin menjadi.

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang