Bagian 4. Mimpi

1.5K 91 53
                                    

Seperti halnya dengan si anak kecil dan si gagak hitam, hal yang nyatapun terjadi di tahun ke tiga SMA (mungkin, aku lupa). Mimpi itu sangat nyata. Benar nyata. Bahkan aku merasakan hawa panas tubuhnya dan vanilla favoritku.

Ini akan sedikit hmmm gimana yaaa...hmm....panas? Mungkin, jadi bijaklah sikit. Hahahaha.

Jadi, waktu itu, aku ada di rumah si gadis chubby dengan rambut bob atau sebahu yang ternyata lebih tua dariku dari segi umur namun begitu muda. Awet dia. Dak tau kenapa, aku tiba-tiba menarik tangannya dan memintanya rebahan pada bantalan malas di depan tivi ruang santai.

Ini yang paling gilanya, aku tidak ingat apa dan bagaimana kami bisa berada di sana dan entah apa yang sebenar hendak kami kerjakan. Namun, entah bagaimana, aku langsung saja membuka kemeja putih yang dia gunakan tampa sedikitpun protes dari dia sehingga terpampanglah sepasang gumpalan kulit tebal putih bening yang sangat kenyal. Woaaaa. Ayolah, aku tidak akan menyiakan kesempatan langka.

Aku tangkup kedua gundukan kenyal itu dan menenggelamkan wajahku di antara keduanya. Puas dengan itu aku meraih salah satu gundukan kenyal itu dan mengemutnya seperti permen. Aku mendapati rasa vanilla. Hmmmm sangat enak.

Hei, aku faham apa yang aku lakukan namun entah mengapa itu serasa hal biasa. Entahlah. Aku dak begitu mengerti sebenar tapi ya... gitulah.

Hal gilanya lagi, hanya berpisah oleh sekat dinding dengan ruang makan, ada grandma dan entah siapa tengah berbincang. Bahkan, dari tempat duduk grandma, seharusnya grandma bisa melihat aktivitasku dan gilanya lagi aku tiada takut sikitpun. Hebat.

Si cewe chubby sama sekali tidak mengularkan kata-kata apapun selain tersenyum dan mengusap kepalaku. Itu nyaman dan aku sangat suka. Dari aktifitasku itu, dia si cewe chubby hanya membiarkanku melakukannya sepuas aku. Vanilla~~~~ *q*

~(._.)~

"Kalau gitu mereka bukan 'siapa' tapi 'apa'!"

"Huh?"

"Yup. Mereka bisa disamakan dengan 'benda'!"

"Tapi mereka bergerak. Mereka tersenyum. Mereka memiliki rupa manusia!"

"Yup, mereka bisa menampilkan bermacam mimik dan gesture, tapi hanya sebatas yang pernah dialami atau diketahui oleh sang pemimpi mulai dari saat ia lahir. Mereka ndak akan menampilkan hal-hal yang tak terduga atau hal-hal yang dak pernah diketahui sang pemimpi!"

"Hm?"

"Kerana, mereka adalah menifestasi dari memori sang pemimpi yang disertai dengan emosi yang terpendam dari sang pemimpi. Atau sering kali adalah harapan-harapan. Sampai disini Ai faham?"

"Jadi maksudnya, si gadis sama si anak laki tu perwujudan dari emosi dan harap?"

"Yup. Contoh yang paling sederhana sih mimpi ena-ena. XD"

"Lah, aku kan dak pernah ena-ena!"

"Mimpi Ai..cuma mimpi!"

"Aaaah Kakak Cantik iiih..jadi, mereka bukan siapa-siapa?"

"Zara yakin mereka bukan siapa-siapa!"

"Kakak Cantik aneh!"

Bukan bermaksud, hanya saja cukup sulit memahami maksud Kakak Cantik. Butuh waktu lama aku fahaminya. Tapi aku suka, Kakak Cantik selalu memelukku setiap selesai bercerita atau memberi tanggapan. Sangat hangat. Itu yang aku suka.

~(._.)~

Dilain kesempatan lain, Kakak Cantikku, hehehe, mengajarkan aku caranya untuk berubah menjadi orang yang lebih baik dan banyak bersyukur. Kakak Cantik selalu begitu. Kakak Cantik suka mengajari hal-hal yang dak ku ketahui sebelumnya.

EGO -> Kakak Cantik (Revisi Done)Where stories live. Discover now