E n a m

17K 1.5K 84
                                    

"Udah di beliin motor baru masih aja galau, De?"

Dery juga Toha kompak menggelengkan kepalanya melihat cowok dengan sekaleng susu beruang itu masih terdiam. Jika di pikir-pikir apa yang membuat Deo bersedih, padahal cowok itu baru saja membeli motor baru. Keren pula.

"Cara dapetin hati cewek gimana Der?" Ketiga cowok itu kompak saling tatap dan mengedikkan bahunya.

"Oh anak bapak Rio sedang gundah gulana sebab seorang gadis rupanya," ujar Rido terkekeh diikuti tawa nyaring Dery dan Toha.

"Kenapa lu nanya gue?" Tanya Dery yang masih fokus pada bola di tangannya.

"Lo kan mantan fuckboy," balas Deo.

"Sekarang juga masih sih," lanjut Deo membuat Dery yang masih memainkan bola yang memantul itu mendelik.

Jangan berpikir mereka sedang bermain bola basket. Nyatanya keempat cowok itu tengah bermain bola bekel dan lesehan di kramik koridor. Dery berdecak karna Bola tidak tergenggam dan berakhir jatuh.

"Kalah lu! Sini Haris Friza mau maen," ujar Toha.

"Bangsat!" Umpat Dery yang memberikan bola serta anak-anaknya kepada Toha, disambut kekehan kecil dan cowok itu segera memainkannya.

Bola bekel yang Deo pinjam dengan mudah, tentu saja dengan senyuman tengil dan terkesan genit itu. Jika bukan atas paksaan ketiga cowok itu, mana mau Deo melakukannya. Bahkan, Vio cewek childish si pemilik bola bekel itu sudah tersenyum senang karna Deo yang meminjamnya.

"Gimana, Der?"

"Astaga nak bapak Rio ini, ceweknya saha heula?" Deo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, menghela nafas dan menunjuk seorang gadis dengan dagunya.

Di lapangan sana Jeje dan teman sekelasnya sedang berolahraga, melakukan pemanasan dengan malas-malasan. Dery mengerutkan dahi dan menganggukkan kepalanya seolah paham.

"Jesica?" Tanya Dery memastikan dan Deo mengangguk.

"Susah de," ungkap Dery yang berhasil membuat Deo melototkan matanya.

"Susah gimana?"

"Setahu gue cewek tomboy gitu susah buat di deketin," ungkap Dery lagi.

"Kenapa lo tau?" Tanya Rido, cowok itu ikut menimbrung dan sesekali memperhatikan Toha yang bermain bola bekel, siapa tahu jika cowok bernama lengkap Toni Haris itu bermain licik.

"Karna gue pernah,"

"Pernah di tolak?" Tanya Rido lagi dan Dery mengangguk. Seolah teringat sesuatu cowok itu pun merevisi jawabannya.

"Eh nggak juga sih, cuma ya gitu. Cewek spesies macam Jeje cenderung cuek bebek aja dalam suatu hubungan,"

"Jadi?" Tanya Rido dan merebut bola bekel beserta anaknya dari Toha.

"Tapi gak tau juga sih, siapa tau Jeje beda. Akh bodoamat dah, gue gak pernah ngarti sama jalan pikiran perawan," ungkap Dery mengacak rambutnya.

"Fuckboy gadungan," ungkap Deo dan berdecak melirik Dery yang terkekeh. Sampai terdengar bel istirahat keempat cowok itu berdiri, bola bekel dalam dompet karet bebek itu Rido yang membawa.

"Kantin or Rooftop sambil nyebat?" Tanya Rido.

"Kantin lah di gas!" Ujar Toha.

"Belajar kagak, istirahat ngikut. Murid mana lo?" Tanya Dery yang berjalab di sampingnya. Toha yang mendapat serangan seperti itu mengalah saja, perutnya ingin segera di isi.

"Iya tuan, cuma tuan yang suci di sini." Jawab Toni sembari menundukkan kepalanya. Di sambut tawa Rido dan Deo yang terdengar begitu nyaring.

Apalagi tawa Deo yang terdengar aneh.

ARDEO MAHENDRAWhere stories live. Discover now