D u a D e l a p a n

7K 796 59
                                    

Aku paling seneng kalo ada yang spam komen.

Partnya dikit.

____

Deo mungkin salah dengar atau ia hanya sedang halu saja mendengar ucapan Jeje yang meminta putus, bahkan mereka belum merasa bahagia juga kan, sepertinya Deo memang sedang bermimpi.

Agla yang melihat Deo sepulang sekolah tampak lemas, pandangannya kosong bahkan susu kaleng yang sengaja ia bekali di tas anaknya itu terbawa pulang kembali yang artinya susu itu tidak Deo minum, tumben sekali.

"Rio, anak Lo kenapa tuh!" Rio tidak memperdulikan ucapan Agla, ia sangat ngantuk meski hanya menanggapi dengan sepatah kata saja, Rio cape kerja seharian.

"Yo, Rio!"

"Apa sih yang?!" Dengan kesal Rio membuka matanya, terpaksa mendudukkan diri dan berdecak kesal.

"Apa?"

"Deo," jawab Agla.

"Iya, Deo kenapa?" Tanya Rio lagi dan Agla mengedikkan bahunya, ia juga tidak paham dengan Deo hari ini. Seperti mayat hidup saja.

"Gak tau," jawab Agla sembari menggaruk kepalanya.

"Putus kali sama pacarnya," tebak Rio dan Agla lagi-lagi mengedikkan bahunya, menarik tangan Rio agar cepat berdiri dan menemui Deo dilantai bawah.

"Cepet bujukin, suruh makan!"

"Aku hamilin lagi kamu, Ta!" Ujar Rio kesal dan keluar dari kamar, di sofa lantai bawah Deo tertidur dengan tangan yang menutupi matanya, Agla ini ada-ada saja. Mana ada orang tidur di suruh makan.

"Deo tidur," ucap Rio kala Agla datang menghampirinya.

"Tapi dia hari ini aneh," ungkap Agla sampai Rio meliriknya, aneh bagaimana. Jelas-jelas Deo tidur pulas, mungkin cape menghadapi tugas yang menumpuk.

"Aneh gimana sih, yang? Kesel aku lama-lama."

"Yaudah turun dulu, aku yakin Deo gak tidur."

"Yang dari tadi aneh tuh kamu, Ta. Udah sakit perut ya?"

"Gak terlalu," jawab Agla dan menuruni tangga, sementara Rio berjalan di belakangnya hingga mereka berdua sampai di depan Deo yang tengah tidur. Deo memang benar-benar tidur, hanya saja Agla terlalu penasaran kenapa saat datang Deo tidak menegurnya.


"Jadi aku harus ngapain?"

"Ya bangunin Deo lah! Gitu aja nanya," Rio berdecak lalu duduk si sisi sofa, mengusap rambut Deo membuat pemuda itu sedikit terusik. Deo membuka matanya lalu menutupnya kembali.

"Kamu kenapa, De?"

Deo menggelengkan kepalanya tanpa menyingkirkan tangan yang menutupi wajahnya, Agla yang melihat itu pun merasa sedih. Karena Deo tidak pernah seperti ini.

"Gak papa, Yah." Jawabnya kemudian lalu tidur kembali.

"Ada masalah ya, cerita coba!" Akhirnya Deo bangun dan mendudukkan dirinya, menyandarkan punggung ke sofa dan menghembuskan nafasnya lelah.

"Deo, gak kenapa-kenapa. don't worry," jawab Deo sembari tersenyum.

"Beneran gak papa?" Tanya Agla lagi dan Deo mengangguk. Sementara Rio yang sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada Deo pun berlalu pergi, sedangkan Agla duduk disamping anak sulungnya itu.

ARDEO MAHENDRAWhere stories live. Discover now