EXTRA PART: Jesica Dian jadi ibu

10.9K 719 23
                                    

Hai, apa kabar?
Kangen gak nih sama Deo and Jeje.
Maaf atas keterlambatannya.

Happy Reading, enjoy guys.

___

"Aku cinta kamu, kamu pasti bisa sayang. Baby kita pasti ganteng kayak aku...,"

Cup.

"Sakit ih hiks!"

Jika saja kondisinya sedang tidak seperti ini pasti Jeje sudah memukul Deo karena bercanda saat suasana tengah genting. Ia mencengkram tangan Deo lebih kuat dan mengejan lebih keras. Teriakannya memenuhi ruangan persalinan di susul tangisan bayi yang cukup kencang.

"Anak aku," ujar Deo.

"Anak aku! Kamu enak tanam saham doang!" Jeje masih mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan, rasanya sakit bukan main. Keringat sampai membanjiri wajahnya, ia juga yakin tangan Deo habis kena cakar karena ulahnya.

Kini bayi yang selama ini keduanya tunggu telah lahir. Jeje sampai meneteskan air mata melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Deo. Setelah bayi di mandikan dan pemberian ASI pertama, anak pertama dari pasangan Ardeo Mahendra dan Jesica Dian itu kini sudah terbaring tidur di box bayi.

Oliver Berlian Jefry Ardeondra.

Buset! Panjang bener.

Nama yang syarat akan maskulinitas yang tinggi. Deo tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur karena anak dan istrinya sehat, ia mengecup pipi Jeje membuat perempuan yang sudah menjadi ibu itu tersenyum.

Ini memang bukan pertama kali Jeje melahirkan, tapi tetap saja membuatnya merasa bahagia karena sudah menemukan Deo yang menerima apa adanya setelah tau latar belakang di masa lalunya.

Setiap ingat itu, Jeje selalu merasa bersalah karena Deo harus mendapatkan gadis yang bukan pertama untuknya. Deo mengusap ujung mata Jeje yang mengalirkan air antara bahagia dan sedih.

"Makasih ya sayang...,"

Cup.

Deo mengecup kening Jeje lama, ia sudah tidak bisa berkata apa-apa. Jeje terlalu berharga sampai ia kehabisan kata-kata selain mengucapkan kata terima kasih pada istrinya.

"Kamu bukan pertama buat aku."

"Maaf."

"Sutttt...,"

Deo selalu benci ketika Jeje mengatakan hal tersebut. Ia tau Jeje pernah melalui hal sama, tapi ia tidak ingin membuat Jeje mengingat itu dan berakhir membuatnya terus tidak enak hati. Selama ini Deo menerima apa kekurangan dari Jeje.

Meski ini bukan kelahiran pertama, namun untuk persalinan normal Jeje sempat merasa takut karena dulu ia pernah melakukan operasi Caesar.

"Kamu segalanya buat aku, nggak ada kata pertama tapi kamu terakhir buat aku, Je. Jangan ngomong gitu lagi."

"Hati kamu terbuat dari apa sih, Yang?!" Jeje tersenyum bersamaan dengan air matanya yang keluar. Kehadiran Oliver di antara mereka akan menambah kehangatan keluarga kecil mereka.

"Gak sia-sia main tiap malem, Oliv ganteng banget kayak aku!"

"Masa panggilannya Oliv?" Tanya Jeje menaikkan kedua alisnya. Bukankah terdengar seperti anak perempuan ketika di panggil seperti itu.

"No, itu panggilan aku aja. Kamu terserah!" Ujar Deo menatap Oliver yang tidur di box bayi. Kini, Deo telah menjadi Ayah ia masih tidak menyangka dengan kehadiran Oliver di dunia ini. Jika di lihat-lihat kenapa wajahnya sama sepertinya ya?

Diam-diam Jeje mengeluarkan ponsel untuk memotret wajah Deo yang masih senyum-senyum melihat anak mereka yang baru lahir. Jeje tersenyum kecil mengingat betapa bahagianya Deo ketika membelikan stroller Balmoral produk dari silver cross Balmoral Pram sebelum anak mereka lahir.

Ardeo Mahendra dan Oliver Berlian Jefry Ardeondra adalah dua manusia yang dikirimkan Tuhan untuk Jesica. Perempuan yang merasa manusia paling bahagia di muka bumi.

Meski sempat tidak yakin dengan bersalin normal namun Jeje bisa melewatkan semuanya dengan lancar. Apalagi Deo sama sekali tidak meninggalkannya membuat Jeje semakin sayang pada suaminya.

"Mas gondrong, makasih ya."

"Sama-sama," balas Deo sedikit ketus membuat Jeje terkekeh. Lagi pula salah siapa memanjangkan rambut kembali setelah memotongnya dulu.

"Gendong Jejepnya sini."

Dengan hati-hati Deo menggandeng anaknya dan membawanya pada sang ibu. Mungkin benar, ini bukan pengalaman pertama untuk Jeje tapi Samuel tidak sebaik Deo yang menerimanya tanpa melihat masa lalunya.

Deo itu definisi malaikat pembawa kebahagiaan untuknya. Berhati dewasa dan mencintai dirinya seutuhnya. Jeje hanya perlu bersyukur ketika melihat Deo mencium anaknya hati-hati.

Perempuan yang masih menggunakan selang oksigen itu mengecup pipi Deo singkat membuat pria yang baru saja menjadi Ayah itu menatapnya sembari menaikkan alis.

"Kok pipi? Bibir dong!"

Jika saja tidak dalam kondisi lemas, Jeje sudah menampar bahu Deo saat ini. Kelopak mata Oliver bergerak membuat bayi itu seketika bangun dan menangis membuat Deo panik.

"Ini gimana?!"

Jeje gemas sekaligus kesal karena melihat wajah Deo yang panik sebab Oliver menangis cukup kencang. Dengan tenang, Jeje mengambil alih anaknya dan mulai menyusui Oliver.

"Gantengnya...," Ujar Jeje mengusap pipi mungil Oliver.

"Ganteng aku apa Oliv?" Tanya Deo membuat Jeje menatapnya. Jelas anaknya! Pake nanya lagi.

"Anak akulah!"

"Enak aja. Anak aku!" Kenapa harus bertengkar? Bukannya saat mengolah mereka sama-sama mengeluarkan keringat. Deo mengusap pipi Oliver sembari anak itu menyusu, tersenyum kecil kemudian menatap Jeje dengan tulus.

"Makasih ya, anak kita sehat."

"Iya," jawab Jeje.

Atmosfer ruangan ini terasa begitu berbeda kala Deo berbisik pelan pada telinga Oliver, mungkin mengucapkan selamat datang atau harapan-harapan yang ia taruh pada anaknya yang baru saja lahir.

"Simpan Daddy sama Mommy di sini, hidup kamu akan berjalan bahagia."

Deo mengetuk dada Oliver dengan sentuhan lembut seorang Ayah. Jeje tidak bisa lagi membendung tawa dan air matanya yang terus mengalir, harinya membuncah teramat bahagia. Jika ditanya hari apa yang paling membuatnya berharga, Jeje akan menjawab hari ini.

Kelahiran Oliver ke dunia.

"Petualangan menjadi orang tua akan di mulai disini, bantu kita ya sayang ya?" Ujar Deo lagi menggenggam tangan Oliver yang begitu mungil.

"Kamu gemesin banget sih mas," Jeje mencubit pipi Deo, bukannya marah karena merasa sakit pria itu justru terkekeh kemudian membalas mencium bibir Jeje.

"Kamu juga. Makasih ya, aku sayang kamu." Ucap Deo begitu tulus. Jeje hanya bisa mengangguk tanpa banyak bicara.

"Makasih mulu, uang bulanan tambahin dong biar pro!"

"Gampang."

_____

Tenang ada ektra part satu lagi.
Sabar ya hehe:)



ARDEO MAHENDRAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora