05. Rumah sakit

3.1K 276 7
                                    

Jam menunjukkan pukul dua siang. Sudah lima jam setelah Haechan menghilang. Para polisi sedang menginvestigasi tkp. Dan manager masih menjawab qna dadakan dari anak 127. Jaehyun juga bersama mereka, sibuk dengan pikirannya sendiri, ngebug.

"Hyung" Johnny memanggil manager dan memberikan ponselnya. Membuat yang lain terdiam.

Manager menerima dengan tampang bingung. Setelah melihat layarnya, ia mendekatkan hp itu ke telinga.

"Sebuah gubuk kecil, jl.xxx daerah Gangnam."

Dahi manager mengerut, begitu mendengar suara lawan bicaranya adalah suara mbah google, terus mengatakan hal yang sama. Menimbulkan rasa gundah.

Ah, peduli amat dengan perkataan polisi saat di kantor itu. Sekarang manager sangat ingin mengikuti firasatnya. Ia menekan salah satu kontak polisi yang baru saja didapatnya, menghubungi.

"Halo, ada apa, pak?"

"Ajak kawan kau, kita pergi menuju jl.xxx daerah Gangnam. Kemungkinan Haechan berada di sana."

Sempat hening sebentar, sebelum polisi itu menjawab.

"Baik pak."

Manager tersenyum lega. Untung polisi yang ini tak banyak menuntut. Ia berjalan ke arah mobilnya yang langsung dicegat Taeyong.

"Hyung, kami ikut."

Astaga, dia lupa masih ada anak 127 di dekatnya. Yang berarti mereka mendengar pembicaraannya dengan polisi tadi.

"Tidak boleh, berbahaya."

"Kami memaksa."

Manager mengurut pangkal hidungnya. Kalau Taeyong sudah keras kepala, cara apapun akan ia lakukan. Manager menatap mereka nyalang.

"Baiklah, tapi tidak boleh semua."

Akhirnya berangkatlah rombongan polisi, manager dan setengah anak 127. Taeil, Doyoung, Jungwoo dan Mark tidak termasuk.

***

Sebuah mobil polisi dan mobil van berhenti ketika gubuk kecil sudah di depan mata. Dua orang polisi turun dari mobil dengan menggenggam pistol untuk berjaga-jaga. Diikuti oleh manager dan empat anak 127.

Gubuk itu berada di daerah pembuangan benda yang sudah tak terpakai. Seperti perabotan, alat rongsokan, bangkai kendaraan dll.

Polisi mengamati sekeliling. Tak ada siapa-siapa, sepi. Hanya ada beberapa burung bertengger dan kucing yang tertidur. Polisi itu pun memberi tanda untuk kembali ke tujuan awal, memasuki gubuk.

Begitu pintu gubuk terbuka. Aura kelam dan bau anyir darah berseruak keluar. Kedua polisi itu semakin mengeratkan pistolnya.

Manager dan anak 127 meneguk ludah kasar. Perasaan mereka mulai campur aduk. Mengekori dua polisi yang sudah masuk.

Netra mereka membelalak kaget. Memandangi isi gubuk penuh dengan foto orang yang dikenal. Pertanyaan semakin bercabang di otak mereka.

"Seram sekali, apakah ini tempat koleksinya sasaeng?" Taeyong bergidik ngeri, memperhatikan foto-foto mereka dengan foto Haechan yang lebih mendominasi.

"Ada orang!" Salah satu polisi bergegas pergi ke arah kanan gubuk. Yang disusul temannya.

Sontak yang lain menoleh, tercekat. Tangan manager bergetar. Johnny dan Yuta diam mematung. Jaehyun menutup mulutnya. Air mata Taeyong sudah keluar tanpa izin.

Lihatlah, orang yang sedari tadi mereka cari sedang terikat, dipenuhi darah. Dengan kepala menunduk dalam, tak sadar diri. Keadaannya sangat mengenaskan.

Sasaeng || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang