11. Kembali

1.7K 192 24
                                    

Matahari hampir mencapai puncak kepala. Lumayan gerah, walau angin sepoi-sepoi mengurangi panasnya. Kini, empat orang itu sudah sampai di dorm setelah satu setengah jam perjalanan. Bodyguard pun undur diri untuk pulang, saat ini tugasnya telah selesai.

Dengan sedikit tertatih, Haechan masuk ke dalam dorm. Kakinya memang sudah membaik, namun terkadang rasa sakit itu suka datang tiba-tiba. Manager sigap meraih tangan si pemuda, menuntunnya.

"Haechan udah pulang?" Taeyong mendadak muncul dan membantu membawa barang-barang mereka.

"Belum hyung, aku udah berangkat kerja, ini baru sampai." Jawab Haechan asal sambil merebahkan diri di atas sofa.

Taeyong menatapnya datar, walau dibalas muka tak acuh. Toh, ia tidak salah. Idol itu suatu pekerjaan, jadi kalau ke dorm sama aja dengan berangkat kerja.
Tapi Chan, setidaknya anggaplah dorm itu rumah, kau kan sudah tinggal disana bertahun-tahun 😐

"Bagaimana disana? Tidak terjadi sesuatu kan? Kau tak kehilangan apapun kan? Ibumu gimana? Sudah membaik?" Runtutan pertanyaan mengalir dari mulut Doyoung yang baru keluar dari toilet.

Haechan merotasikan matanya, jengah. Beginilah kalau sifat protektif mereka kumat. Bertanya banyak hal sampai membuatnya pusing. Memberi banyak makanan sampai ia tak bisa menghabiskan. Bahkan beberapa mengikutinya hingga ke tempat jauh sekalipun, seperti hyung berdarah Jepang ini.

Sebenarnya Haechan tak begitu mempermasalahkan. Ia malah senang karena diperhatikan, walaupun terasa sedikit aneh. Tapi perhatian itu tidak berlaku untuk traktiran. Setiap Haechan meminta sampai ia berpura-pura sakit, mereka tetap tak mau membayarinya. Padahal kan Haechan ingin lebih banyak ditraktir :(

"Kepo"

Hanya itulah kata yang muncul dari mulutnya. Membuat Doyoung melotot kesal.

"Sudah-sudah, ayo makan siang dulu." Sahut Taeyong sembari berjalan duluan menuju ruang makan.

Mata Haechan beralih ke jam dinding, ingin memastikan hari telah siang.
"Lah sekarang kan masih jam sebelas."

"Biarlah, hyung sekalian mau ngasih informasi." Kini manager ikut menyusul si ketua NCT.

Akhirnya Haechan pun membuntuti mereka. Begitu sampai di ruang makan, kursi telah penuh dengan satu kursi kosong untuknya. Semua anak 127 hadir disana untuk makan bersama atau mungkin sudah diberitahu manager untuk berkumpul?

"Wuah kalian sedang menunggu buat merayakan kedatanganku yaa." Haechan menarik kursi kosong lalu duduk, ia berinsiatif mengambil sepotong kimbap dan tangannya malah dipukul oleh Taeyong.

"Cuci tangan dulu sana, tangan kau kotor."

Bibir Haechan melengkung ke bawah sambil mengelus punggung tangannya. Kemudian ia pergi menuju wastafel dapur. Beginilah Taeyong hyung, sangat mengutamakan kebersihan. Sampai Haechan pun stres sendiri saat sekamar dengannya. Bahkan dia rela tidur di sofa luar daripada kena omelan "emak-emak" ala Taeyong.

Kini pemuda itu telah kembali, duduk di sebelah Taeil, hyung favoritnya. Ia menatap Taeil lalu memeluk dari samping dan menyenderkan kepalanya ke bahu si empu.

"Kangen hyung"

Taeil tidak mengubris, orang itu masih asyik memakan daging di piring. Haechan yang kesal karena tak diladeni melepas pelukan dan membuka mulutnya.
"Aaa, hyung suapi aku."

Member tertua itu pun memotong sebagian dan mengarahkan ke Haechan. Mata si pemuda sudah berbinar-binar begitu sepotong daging akan memasuki mulut.

Eh tapi takdir mengatakan hal lain. Taeil malah melahap daging tersebut sambil sedikit tertawa. Menjahili si maknae. Bukannya marah, Haechan malah ikut melahap daging gaib, alias angin. Lalu berpura-pura mengunyahnya.

Sasaeng || HaechanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora