18. Promosi

1.4K 182 33
                                    

Hari dimana rilisnya mv kick it telah tiba. Membuat fans NCT a.k.a nctzen ketar-ketir. Bagaimana tidak? Mereka semua terlihat keren terutama Taeyong, Johnny dan Yuta yang kekurangan bahan sehingga tubuh depannya terekspos.

Teriakan dan lompatan antusias tak tertahankan membuat para bapak dan saudara laki-laki mereka menggelengkan kepala. Padahal perut mereka lebih bagus daripada "oppa-oppa" itu dan mereka lebih sering memperlihatkan. Tapi reaksinya tidak seheboh ini, benar-benar tak habis pikir.

Anak nct 127 juga senang begitu tau nctzen puas dan antusias dengan lagu terbaru. Kerja keras mereka terbalaskan, walau akhir-akhir ini banyak masalah berdatangan.

"Haechan! Ayo sarapan!" Seru Taeyong dari arah dapur.

"Tunggu sebentar, hyung! Bentar lagi menang nih." Sahut Haechan tak kalah keras.

"Gak ada kata sebentar! Sebelumnya juga kau menunda terus, jadi lupa makan dan berakhir pingsan kan?!"

Haechan mendengus, selalu saja kejadian itu yang dibawa agar ia tak lupa makan.
"Iya hyung, iyaa!"

Omong-omong, sifat protektif mereka kumat lagi setelah Haechan pingsan dengan hidung mimisan. Mereka selalu mengingatkan untuk makan, tidur dan istirahat sampai memakai ancaman. Padahal ia sendiri sudah kapok dan mulai mengurus diri, tak perlu perhatian berlebih dari para hyungnya itu.

"Kalian mulai rekaman promosi tiga hari lagi. Sekarang istirahat saja dulu. Kalau ada jadwal pribadi, bisa dikerjakan hari ini." Ujar manager disela sarapan yang dibalas anggukan serempak.

"Haechan-ah, hari ini kau ada latihan dance sama anak dream kan? Nanti hyung ikut ke gedung agensi ya" pinta Taeil.

"Oke hyung."

Kini Haechan telah sampai di ruang latihan. Tak menunggu lama, anak dream pun menyusul. Mereka mulai berlatih dengan sesekali berdiskusi untuk mengubah koreografi.

"Ssaem, semua jadi terbalik bukan." Ujar Jeno, berniat bertanya yang terlihat sebagai pernyataan.

"Iya" sahut pelatih Choi.

"Jeno, apa itu sebuah pertanyaan?" Tanya Haechan dengan tawa tertahan.

Jeno langsung menoleh dengan tatapan tajam. Kemudian mengejar Haechan untuk memukulinya. Begitu sadar, pemuda tan itu berlari menuju pintu yang berakhir sia-sia. Untung Jeno sedang dalam mode pemaaf, jadi Haechan hanya terkena rangkulan yang hampir menjatuhkannya.

Mereka pun melanjutkan latihan. Candaan dan perbuatan usil sebagai makanan sehari-hari mereka menambah semangat kala berlatih.

"Oke! Silahkan istirahat, 30 menit." Seru pelatih Choi.

Anak dream mulai berpencar, mencari tempat nyaman untuk beristirahat. Ada yang lesehan di lantai, ada pula yang rebahan di sofa.

Haechan menyalakan ponsel, melihat-lihat pesan. Sama halnya dengan Jeno di sebelah pemuda itu.

"Chan, nanti mau main game gak?" Tanya Jeno.

"Mungkin"

"Mabar yuk, jangan sama teman barumu terus. Aku sama Chenle ingin naikin level, kau harus ikut ya."

Haechan menatap Jeno datar. Ingin menolak, tapi pemuda yang mengajaknya itu pasti ngambek lagi.
"Yaa... Nanti hubungin aja."

Mereka kembali sibuk masing-masing, sampai getaran dan dering telepon mengambil atensi. Ternyata berasal dari ponsel Jaemin.

Jaemin yang terus membisu sedari latihan karena sedikit tidak mood langsung menolaknya. Jaemin tak mengenal nomor tersebut yang bisa diduga ulah sasaeng.

Sasaeng || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang