08. Pulang

2.3K 225 23
                                    

Matahari telah menampakkan diri menyinari pagi. Manusia dan para makhluk hidup memulai aktivitas. Diiringi senyum cerah, secerah hari ini. Sama halnya pada seorang pemuda yang masih menetap di rumah sakit.

"Beneran hyung?"

Entah sudah keberapa kalinya Haechan menanyakan hal itu. Dengan tatapan berbinar yang tak bisa disembunyikannya. Menghasilkan senyuman di wajah sang manager.

"Iya Haechannie." Dan entah kenapa manager tak bosan menjawab pertanyaan yang sama dengan jawaban yang sama pula.

Haechan bersorak senang. Hampir membuat infus yang terpasang di tangan pemuda itu terlepas. Kemudian terkekeh begitu menyadari manager menatapnya dengan mata melotot.

"Tapi ada persyaratan." Ujar manager, berusaha membuat kesenangan bocah itu memudar. Yang pastinya tidak berhasil.

"Oke, akan kukerjakan apa pun itu." Jawabnya semangat.

Oh tentu saja, Haechan sangat antusias. Baru saja ia menghabiskan makan pagi yang membosankan. Dan manager datang berkata bahwa dia boleh pulang ke keluarganya. Suasana pagi yang awalnya suram berganti dengan cepat. Bagai pelangi warna-warni yang datang setelah hujan.

"Syaratnya, manager ikut."

"HAH?!"

***

Esoknya, Haechan sudah bisa kembali ke dorm. Infus dan perban di tubuhnya terkecuali kepala dan paha telah terlepas. Sebenarnya belum boleh keluar, hanya saja bocah itu bersikeras, bosan katanya.

"ANNYEONG HASEYOO!~" Begitu memasuki dorm, Haechan langsung teriak. Manager di belakangnya menggeleng-geleng.

"Annyeong Haechan." Balas Johnny.

"Waahh sofa aku kangen kamuu." Sontak anak itu merebahkan diri ke atas sofa.

"Dih, padahal cuma dua hari, sudah kangen aja." Doyoung yang sedang duduk di sofa sebelah merasa terganggu.

"Dua setengah hari." Koreksi Haechan sembari menjulurkan lidahnya. Doyoung menatap bocah itu jengah.

"Manager hyung!" Manager Shin yang masih membuka sepatu menengok ke arah Haechan.

"Kapan kita pergi?"

Ya ampun, baru saja sampai ke dorm, ia sudah nanya pergi lagi. Manager menghela nafas, pusing dengan kelakuan si bocah tengil.

"Sampai perban di kepala dan pahamu lepas- maksudnya sembuh Haechaan." Suara manager meninggi begitu melihat pemuda itu hendak melepas perbannya.

"Mau pergi kemana, hyung?" Tanya Taeyong sambil mengunyah cemilan.

"Mau pergi ke- oh iya, suruh anak-anak di atas kesini."

Saat mendengar pertanyaan Taeyong, manager mendadak ingat sesuatu. Ia harus memberitahu ke anak 127. Doyoung yang sedang memegang handphone, langsung menelepon Taeil.

Tak sampai sepuluh menit, sembilan member sudah berkumpul duduk lesehan di karpet ruang tengah dorm, lantai 5. Menatap manager bingung, menunggunya memulai percakapan.

"Karena kejadian yang menimpa salah satu member, kalian pasti tau kejadiannya. Jadi sesuai kesepakatan dari agensi, comeback kali ini akan ditunda entah sampai kapan."

Haechan yang menjadi penyebab menunduk. Merasa bersalah karena dia semuanya jadi berantakan.

"Ini bukan salahmu, Haechan. Kejadian itu diluar kendali kita. Jangan salahkan dirimu sendiri." Hibur Johnny, menyadari gerik pemuda itu.

Sasaeng || HaechanWhere stories live. Discover now